TRIBUNNEWS.COM - Castiwen, perempuan paruh baya tampak sibuk menghitung beberapa lembar uang pecahan Rp50 ribu. Sembari duduk di atas karung berisikan bawang merah, matanya sesekali melihat hamparan lapak bawang merah di gedung Pasar Bawang Sengon.
Pasar yang berlokasi di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes ini telah berubah menjadi pasar yang bersih dan nyaman. Setelah dilakukan revitalisasi, Gedung Pasar Bawang Sengon kini lebih representatif dan lebih nyaman bagi pedagang bawang merah.
"Pasarnya sekarang lebih bagus. Lebih nyaman," kata Castiwen ditemui di Pasar Bawang Sengon Brebes.
Dia mengenang, sebelum direvitalisasi Pemprov Jateng, kondisi bangunan pasar sangat sempit. Mau tidak mau, setiap hari para pedagang bawang merah harus berangkat pagi dan berebut lapak agar bisa berjualan dengan leluasa.
"Harus dingin-dinginan (dulu-duluan). Kalau dulu ya rebutan (rebutan lapak). Ya itu, berangkat jam 3 petang, jam 4 petang," kenangnya.
Baca juga: Pemrpov Jateng Raih Hattrick Penghargaan Pembangunan Terbaik di Bawah Kepemimpinan Ganjar
Senada juga dikatakan seorang pedagang bawang Pasar Sengon bernama Tarmila. Dia menuturkan, setelah direvitalisasi kondisi bangunan pasar jauh lebih bagus. Bahkan, ukurannya lebih lebar dibanding bangunan pasar lama.
"Ukuran pasar lebih luas. Lebih senang sekarang. Sekarang besar, lebar, adem, tambah lega. Nyaman sekarang daripada kemarin (pasar lama),” kata Tarmila.
Bahkan, menurut pedagang bawang lainnya, Nana Yuliana, kondisi pasar sekarang jauh lebih tertib, enak, tidak becek. Sehingga nyaman, dan enak buat jualan. "Pembeli senang yang sekarang," ucapnya.
Saat masih berjualan di bangunan pasar yang lama, dia mengaku kerap terjatuh akibat berdesakan dengan pedagang lain. Maklum, pada saat itu luas bangunan pasar tidak seluas setelah dilakukan revitalisasi.
Tak jauh beda juga disampaikan pedagang bawang bernama Tumini. Ia tidak merasa khawatir lagi ketika hujan turun, setelah bangunan pasar direvitalisasi. Selain itu, dia juga merasa lebih tenang saat meninggalkan barang dagangannya ke pasar.
"Dulu kalau kena hujan, kehujanan. Pada bocor. Sekarang enggak. Nyaman sekarang. Harapannya, inginnya baik saja. Tidak ada halangan, keributan. Dulu pernah ada pencurian, di pasar ini. Ada bawang hilang. Sekarang enggak. Ada penunggunya. Lebih terjaga, aman," ucap Tumini.
Pedagang bawang merah lainnya, Eko Prayitno menilai saat ini pasar memang terasa lebih nyaman karena atapnya tak bocor. Ia mengaku pernah memiliki pengalaman pahit saat berjualan di pasar sebelum direvitalisasi.
"Kalau dulu bawang saya sering kebocoran.Tidak bisa muat, tidak bisa diangkut. Sekarang mending" ujarnya.
Eko berterima kasih kepada Pemprov Jateng yang telah memperbaiki gedung pasar. Ia berharap, ke depan Pasar Bawang Sengon akan lebih baik lagi, sehingga para pedagang menjadi lebih sejahtera.