TRIBUNNEWS.COM - Nasib memilukan dialami siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial L (14) di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Ia menjadi korban rudapaksa yang dilakukan oleh tiga temannya pada 18 Mei 2023.
Akibat perbuataan bejat ketiga pelaku itu, kini kondisi korban sangat memprihatinkan.
L harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang karena mengalami pendarahan hebat.
Bahkan, korban harus menjalani tranfusi darah setiap hari.
Direktur RSUD Subang, Ahmad Nasuhi menjelaskan, kondisi korban terus menurun.
Baca juga: Kronologi Kasus Rudapaksa Siswi SMP di Subang, 3 Pelaku Ditangkap, Korban Alami Pendarahan
Dikatakannya, orban saat ini dalam kondisi sadar, namun butuh istirahat.
Terutama psikologi korban yang harus terus dikuatkan, melansir TribunJabar.id.
"Memang kondisi korban menurun dan terpaksa harus dirawat di ICU, namun kondisinya saat ini masih dalam kondisi sadar."
"Tranfusi darah setiap hari terus dilakukan terutama darah di trombositnya," ungkapnya, Selasa (20/6/2023).
Dari hasil pemeriksaan, kata Ahmad, korban mengalami luka di saluran organ intim hingga pendarahan.
"Jadi memang ini ada luka di saluran organ intim, jadi memang butuh penanganan."
"Karena kaitannya dengan pendarahan dan kita sudah tranfusi 9 labu trombosit, 6 labu darah lengkap, dan 3 labu sel darah merah," jelasnya.
Selain itu, lanjut Ahmad, korban juga terindikasi kuat mengidap penyakit langka yakni Anemia Aplastik.
Anemia Aplastik adalah sebuah kelainan darah yang terjadi karena kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah.
Seharusnya, kata dia, kondisi korban sudah membaik.
Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Tersangka atas Kasus Rudapaksa Siswi SMP di Subang
Namun, hemoglobin korban masih rendah meski sudah beberapa kali melakukan transfusi darah.
"Jadi kita mencurigai gini, dengan ditambah darah ini seharusnya sudah ada perbaikan ya."
"Ternyata kondisinya memang sebelumnya ada riwayat penyakit tertentu."
"Yang kemungkinan besar kata dokter spesialis anak disebutnya Anemia Aplastik," tuturnya.
Dugaan kuat, korban yang mengalami rudapaksa itu sebelumnya punya riwayat Anemia Aplastik.
Penyakit itu diduga mengakibatkan korban mengalami pendarahan hebat.
"Selain akibat jadi korban kekerasan seksual, hingga menyebabkan trauma berat yang mengakibatkan pendarahan hebat juga diakibatkan adanya penyakit bawaan Anemia Aplastik," terangnya.
Kronologi Rudapaksa
K, orangtua korban menceritakan kejadian memilukan yang dialami oleh anaknya.
Kejadian bermula saat korban diminta mengantar pelaku membeli martabak, dikutip dari TribunJabar.id.
Setelah itu, korban diajak nongkrong oleh pelaku di sebuah pabrik yang berada di Kecamatan Pamanukan.
"Awalnya anak saya diajak pergi sama saudaranya E (15) untuk nganter beli martabak ke Pasar Pamanukan."
"Setelah beli martabak anak saya diajak nongkrong di pabrik penggilingan padi atau beras," ungkapnya, Senin (19/6/2023).
Di pabrik itu, kata K, anaknya dipaksa minum minuman keras hingga mabuk.
Setelah korban tak berdaya, pelaku secara bergantian merudapaksa korban.
"Di pabrik beras tersebut berdasarkan pengakuan anak saya, dia dipaksa miras sama 4 hingga 5 orang teman cowoknya."
"Setelah tak berdaya anak saya digagahi secara bergantian sama pelaku tersebut," beber K.
Setelah kejadian tersebut, korban mengalami pendarahan hebat.
Korban mulanya tak mengaku telah menjadi korban rudapaksa oleh tiga temannya.
"Anak saya awalnya ngakunya jatuh dari motor hingga menyebabkan pendarahan. Namun akhirnya ngaku," ujarnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Rudapaksa Siswi SMP di Subang, Dua Tersangka Masih di Bawah Umur
5 Pelaku Ditangkap, 3 di Antaranya Jadi Tersangka
Diberitakan TribunJabar.id, Unit PPA Polres Subang telah mengamankan 5 orang.
Dari 5 orang itu, 3 di antaranya telah ditetapan sebagai tersangka.
"Dari 5 orang yang diamankan, 3 sudah ditetapkan tersangka di antaranya AN (18), AM (17), MR (17), saat ini mendekam di sel tahanan Mapolpres Subang," kata Kapolres Subang, AKBP Sumarni.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Ahya Nurdin)