News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

20 Tahun Jadi Bendahara Koperasi, Kepala Sekolah di Surabaya Tilap Rp2,3 Miliar Bangun Rumah Megah

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi uang- Muhammad Iskak, kepala sekolah di Kecamatan Rungkut Surabaya Jawa Timur, menilap uang Rp2,3 miliar uang koperasi Koperasi Tegar membangun rumah megah, kos-kosan hingga lapak di pasar.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Muhammad Iskak, kepala sekolah di Kecamatan Rungkut Surabaya Jawa Timur, menilap uang Rp2,3 miliar uang koperasi Koperasi Tegar membangun rumah megah, kos-kosan hingga lapak di pasar.

Muhammad Iskak tercatat 20 tahun sebagai bendahara di koperasi tersebut.

Baca juga: Kepsek di Gelapkan Uang Koperasi Rp2,3 Miliar, Digunakan untuk Bangun Kos hingga Lapak di Pasar

Anggota koperasi yang terdiri dari guru-guru PNS SD. 

Selain karena pernah menjabat Kasek di sejumlah SDN di Kecamatan Rungkut, para guru itu percaya penuh karena rumah Iskak terlihat megah. Punya bisnis kos kosan dan punya persewaan lapak pasar. 

"Kan sudah lama megang koperasi. Jadi kami percaya," kata Ketua Paguyuban KPRI Tegar Anselmus Kamis (22/6/2023).

Namun kepercayaan ratusan guru SD itu diabaikan Iskak. Total dana KPRI itu sebenarnya sebanyak Rp 2,8 miliar. Saat dilakukan audit bersama anggota dalam pembukuan menyisakan Rp 2,3 miliar. Namun dana ini tidak berwujud. 

Sebanyak 170 lebih anggota KPRI pun panik. Mereka awalnya secara baik-baik menagih uang seluruh anggota. Iskak sanggup mencicil. Namun terhenti di cicilan Rp 200 juta. 

Puncaknya Rabu (21/6/2023) kemarin, para guru SD menggeruduk rumah Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Baca juga: Wakil Bupati Banggai Sebut Pemda Dorong Penerapan Digitalisasi pada Pengelolaan Koperasi

Akhirnya Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.

 "Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui. 

Dana itu diakui tidak digunakan sekaligus. Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit untuk mendirikan bangunan-bangunan. 

"Akhirnya uang KPRI katut," ucap Iskak yang asli Yogyakarta.

Anselmus melihat KPRI Tegar minim pengawasan. Seluruh Kasek SDN di Kecamatan Rungkut masuk pengawas KPRI. 

Namun karena banyak yang pensiun, pengawasan makin melemah. Anggota koperasi yang lain mulai curiga.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini