TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video sejumlah mahasiswi yang mencurahkan keluh kesah saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi viral di TikTok.
Video tersebut ramai dibahas publik lantaran berisi sindiran terhadap fasilitas yang minimalis di lokasi KKN tersebut.
"Kalian libur semester? Mana maen. KKN lah. KKN kalian di mana? Tanah Datar, Lima Puluh Kota? Bungus lah, air gak ada, mandi di mushala. Diusir? Ngontrak bayar pula," bunyi narasi dalam video tersebut.
Video itu kemudian beralih ke suasana serius saat peserta KKN itu diberi pengarahan oleh pihak terkait.
Seorang warga setempat tampak memberikan arahan kepada mahasiswa tersebut agar mereka berkenan meninggalkan lokasi KKN.
"Adik-adik dianggap tidak ada membawa perubahan, sampai nanti ada penyelesaiannya oleh dosen pembimbingnya kepada kami, kepada Bapak Camat dan Lurah."
"Jadi itu keputusannya, karena untuk mengingat keamanan adik-adik juga di lingkungan, karena pasti ada warga yang membaca itu, karena ini bukan masalah adik-adik dengan pemerintah," kata pria dalam video itu.
Baca juga: Fakta 2 Dosen UNP Terindikasi LGBT, Diadukan oleh Oknum Terdekat soal Isi Flashdisk hingga Dipecat
Diberitakan TribunPadang,com, mereka merupakan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) yang melaksanakan tugas KKN di Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatra Barat.
Pihak kampus menyayangkan peristiwa pengusiran peserta KKN itu terjadi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris UNP, Erianjoni.
Menurut dia, apabila ada permasalahan atau hal-hal lain yang dialami di lokasi KKN, mahasiswa semestinya mengomunikasikan hal tersebut dengan dosen pembimbing lapangan (DPL).
Tak hanya kepada DPL, Erianjoni juga menyebut ada wadah lain untuk mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN di Unit Pelaksana Pusat KKN.
"Ini memang keliru. Mahasiswa kira harus diberi pembelajaran, tidak semua harus lewat media sosial."
"Kan ada wadah komunikasinya, DPL dan Unit Pelaksana Pusat KKN," jelas Erianjoni, Minggu (25/6/2023).
Erianjoni pun mengakui mahasiswa tersebut teledor dalam menggunakan media sosial, sehingga terjadi kesalahpahaman dengan warga setempat.
"Sederhana saja, mereka kebablasan juga bermedia sosial, tentu masyarakat tidak terima. Menyangkut nama daerah tentu sensitif," lanjutnya, dikutip Tribunnews.com dari TribunPadang.com.
Selain itu, Erianjoni menilai sejumlah mahasiswi itu belum memiliki kepekaan sosial terhadap masyarakat dan daerah setemoat.
Sebab, mereka belum bisa mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap fasilitas lokasi KKN dengan baik.
"Jadi, ya mereka (warga) tak terima, mereka (mahasiswa KKN) posting di media sosial kekecewaannya karena harapan yang diharapkan tak terjadi."
"Fasilitas yang mereka harapkan tidak dapat, sementara mereka harus bayar. Barangkali anak KKN ini juga cemburu di daerah lain ada yang tidak bayar," tutur dia.
Baca juga: Viral Lolos SNBT Malah Dipukuli dan Batal Dibiayai Tante, Kristina Tetap Pilih Kuliah sambil Bekerja
UNP upayakan jalan tengah
Erianjoni melanjutkan, pascaviral video mahasiswi KKN UNP itu, pihaknya akan berdialog dengan Camat Bungus Teluk Kabung terkait peristiwa itu.
Ia memastikan pihak kampus akan memproses kejadian ini.
Namun, apabila mahasiswa UNP ini tidak bisa melanjutkan program KKN di Bungus Barat lagi, maka akan dipindahkan ke daerah lain.
"Kalau memang ndak bisa mahasiswa itu ditempatkan KKN di situ lagi, akan kita pindahkan ke tempat lain, dan ini memang kesalahan dari mahasiswa kita ya, karena etika berkomunikasinya yang buruk," imbuh Erianjoni, dikutip dari Kompas.com.
Lanjutnya, diduga warga tak terima setelah video tersebut viral sehingga kini peserta KKN itu sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunPadang.com/Wahyu Bahar, Kompas.com)