News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada 29 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Buleleng Bali dalam 6 Bulan, Ini Kata Dinas Terkait

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anjing rabies - Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng, Made Suparna memberikan penjelasan terkait kasus rabies di wilayahnya.

TRIBUNNEWS.COM - Selama Januari hingga Juni 2023 ini, ada sebanyak 29 kasus gigitan anjing dan kucing rabies di Kabupaten Buleleng, Bali.

Data tersebut dihimpun oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng, Made Suparna menyebut, kasus tersebar di 23 desa.

Kini, wilayah-wilayah tersebut dinyatakan sebagai zona merah.

Made Suparna menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan ada 48 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR).

Dari 48 kasus tersebut, 29 kasus positif rabies dan sisanya negatif.

Baca juga: Pasien Rabies Takut Air, Jika Terkena Rasanya Nyeri, Seperti Tercekik hingga Susah Bernapas

"Kami menerima laporan ada sebanyak 48 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR). Dan 29 kasus di antaranya merupakan gigitan HPR yang positif rabies, 19 sisanya negatif," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Selain gigitan anjing, dari 29 kasus tersebut, 1 kasus gigitan berasal dari gigitan kucing.

Pihaknya pun melakukan observasi terhadap HPR setelah menerima laporan adanya kasus gigitan.

Selain itu, pihak terkait juga melakukan vaksinasi antirabies ke desa-desa sebagai bentuk pencegahan terjadinya kasus gigitan HPR.

"Untuk mencegah terjadinya kasus gigitan HPR, kami terus melakukan vaksinasi antirabies ke desa-desa. Kami juga membuka posko vaksinasi gratis di kantor," ucapnya.

Kata Dinas Pertanian Bali

I Wayan Sunada selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan mengungkapkan, kasus rabies di Bali pada 2023 ini mengalami tren penurunan.

Mengutip TribunBali.com, ia menyampaikan bahwa pada 2022 lalu, ada 39 ribu kasus gigitan.

"Rabies itu sebetulnya tidak peningkatan kasus justru penurunan ada. Tadi sudah saya sampaikan di sidang pansus rabies pada tahun 2022 sebanyak 39 ribu sekian kasus gigitan sedangkan tahun ini hanya 19 ribu itu setengahnya sudah menurun," jelasnya.

Ia juga menuturkan, ada sebanyak 690 anjing yang terinfeksi rabes, sedangkan untuk 2023 ini 285 kasus.

Wayan Sunada menambahkan, ada 22 kasus pasien rabies di tahun 2022 yang meninggal.

Lalu dari awal hingga pertengahan tahun ini, telah ditemukan empat kasus, satu kasus di antaranya sempat viral.

Ilustrasi Vaksin Anti Rabies (Freepik)

Baca juga: Penjelasan Dokter Jika Anak Tergigit, Apakah Rabies Bisa Bertahan Sampai Dewasa?

Disinggung soal vaksin rabies, pihaknya mengklaim vaksin tersebut sudah mencukupi untuk stok tahun ini.

"Jadi vaksin kita cukup untuk tahun ini," imbuhnya.

Wayan Sudana juga mengaku ada kesulitan untuk mengedukasi masyarakat dalam memelihara anjing.

Banyak masyarakat yang membebasliarkan anjing mereka, sehingga bisa membuat mudah tertular rabies dari anjing liar.

"Kendala kita adalah kesulitan kita untuk mengedukasi masyarakat kita di dalam memelihara anjing,"

"Anjing itu dibebas liarkan sama mereka jadi kalau dibebas liarkan dia akan cepat sekali terinfeksi dengan anjing liar yang ada di hutan-hutan, pasar, pantai dan besar untuk terinfeksi yang meninggal kan digigit anjing sendiri yang artinya terinfeksi dari anjing liar," tutupnya.

Kata Gubernur

Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut, vaksinasi rabies di Bali telah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat.

"Rabies sedang ditangani oleh Kadis Pertanian dan Peternakan bersama Kadis Kesehatan, kolaboritf sinergi dengan Kabupaten/Kota dan dapat support penuh dari Menteri Kesehatan. Saya targetnya angkanya menurun," ujar Koster.

Pemerintah Perketat Lalu Lintas HPR di Nusa Penida

Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Bali, pun melakukan pengetatan masuknya HPR ke Nusa Penida.

Mereka yang masuk Nusa Penida dan membawa anjing atau kucing wajibg menunjukkan bukti vaksinasi rabies.

Mengutip TribunBali.com, Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida mengungkapkan, Nusa Penida telah lima tahun nihil kasus rabies.

Pengetatan HPR ke Nusa Penida di pintu-pintu masuk, terutama di pelabuhan tradisional.

"Kasus rabies di Bali sedang meningkat. Sosialisasi kami gencarkan dan berupaya agar Nusa Penida yang nihil kasus rabies sejak lima tahun ini jangan sampai ada kasus," ungkap Juanida.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunBali.com, Ni Luh Putu Wahyuni Sari/Eka Mita Suputra)(Kompas.com, Hasan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini