TRIBUNNEWS.COM - Telah terjadi ledakan di sebuah kamar kos di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat (3/7/2023).
Akibatnya, satu orang penghuni kamar kos dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang dialaminya.
Hal tersebut dikonfirmasi Kapolres Wajo, AKBP Fathur Rochman.
Ia mengatakan, ledakan tersebut terjadi ketika penghuni kos menyalakan korek api.
Korban menyalakan korek api saat hendak buang air besar.
Api dari korek itu pun diduga memantik gas yang ada di dalam septic tank hingga muncul ledakan dari bawah.
Baca juga: Polisi Temukan Gumpalan Darah di Septic Tank Diduga Janin Bekas Aborsi di Oah TKP
"Korban menyalakan korek api dengan maksud untuk merokok sambil BAB sehingga untuk sementara dugaan Puslabfor Polda Sulsel itu yang memicu ledakan," kata
Akibat kejadian tersebut, Fatchur mengatakan korban pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Ini bukan kali pertama septic tank meledak terjadi.
Di bulan Maret 2023, ada seorang perempuan yang menjadi korban ledakan kloset jongkok di rumahnya di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023).
Menurut keterangan Kasi Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaeman, kloset itu mendadak meledak saat Eli hendak buang air besar.
"Kloset tiba-tiba meledak dan mengeluarkan api. Penyebabnya tidak diketahui. Kaki dan perut korban tersambar api," ucap Gatot dalam keterangan tertulis, mengutip Kompas.com.
Lebih lanjut, ia mengatakan, ledakan ini murni berasal dari kloset.
Mengapa septic tank bisa meledak?
Ahli kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Chairil Anwar menjelaskan, ledakan itu terjadi karena adanya pembentukan gas metana yang dipicu percikan api dari koran yang terbakar, dikutip dari laman UGM.
Ia menduga proses fermentasi yang terjadi dalam septic tank tersebut sangat kuat sehingga terbentuklah gas metana dalam jumlah besar.
Tinja yang dibuang ke septic tank itu memang tidak berdiam diri.
Baca juga: Tabung Gas Milik Warga Cimahi Meledak, Dua Ruangan Rusak hingga Korban Alami Luka Bakar
Ada proses fermentasi yang terus dilakukan oleh bakteri anaerob, organisme yang dapat hidup tanpa oksigen. Peristiwa alamiah itu tentunya sulit disaksikan secara kasat mata.
Proses fermentasi itu kemudian menghasilkan apa yang disebut ilmuwan sebagai biogas, gas yang dapat terbakar.
Ini persis dengan gas elpiji yang dihasilkan dari perut bumi.
Sedangkan, Metana merupakan komponen utama gas alam dan mudah terbakar.
Hanya sekitar lima hingga 15 persen gas metana yang tercampur udara bisa bersifat eksplosif.
Ketika udara mengandung sekitar 9,5 persen metana atau konsentrasi paling berbahaya, gas tersebut mencapai titik oksidasi sempurna yang bisa menghasilkan air, karbon dioksida dan banyak panas.
Meski tanpa api, proses pembusukan tinja yang menumpuk bisa menyebabkan ledakan di dalam septic tank.
Tinja yang dikeluarkan itu terdiri dari 70 persen air dan 30 persen sisa makanan yang tak dapat dicerna.
Sisa makanan itu berupa selulosa, kolesterol, kalsium fosfat, hingga protein. Belum lagi bakteri yang turut terbuang dalam proses tersebut.
Oleh karena itu, setiap septic tank harus memiliki saluran atau pipa gas pembuang yang baik dan terbuka untuk menyalurkan gas ke luar.
Peristiwa ini serupa dengan proses ledakan yang umum terjadi di dalam tambang batu bara.
Adanya gas metana di dalam tambang batu bara juga kerap menyebabkan ledakan di dalam tambang.
Maka, dibutuhkan ventilasi juga untuk menghindari ledakan metana di tambang batubara.
Ledakan semacam ini, sebagian besar dipicu oleh adanya gas metana yang bertemu dengan sumber panas.
Jadi, untuk menghindari kejadian serupa, Chairil juga menyarankan agar kita tidak merokok atau menyalakan sumber panas seperti api saat saat sedang menyedot septic tank.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kenapa Septic Tank Tempat Menampung BAB Bisa Meledak? Ini Penjelasan Ilmiahnya