TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Praktik pungutan liar (pungli) berkedok infak di sekolah menengah kejuruan negeri di kawasan Rembang terbongkar.
Praktik pungli berkedok infak tersebut didengar langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Temuan pungli itu terkuak secara tidak sengaja saat Ganjar memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Duduk Perkara Pungli SMKN 1 Sale Rembang, Ganjar Pranowo Geram, Eks Kepsek Beri Penjelasan
Praktik pungli berkedok infak itu terjadi setiap kenaikan kelas.
Dengan dalih infak tersebut, setiap siswa diwajibkan membayar Rp 300 ribu, adapun siswa di sekolah tersebut berjumlah 534 siswa.
Pengakuan siswi SMKN 1 Sale Rembang itu pun viral hingga mengakibatkan sang kepala sekolah dicopot dari jabatannya.
Setelah kasus ini viral, nasib si siswi pun jadi sorotan.
Baca juga: Dipecat Karena Pungli Berkedok Infaq Bangun Musala, Ini Pengakuan Mantan Kepala SMKN 1 Sale Rembang
Siswi SMKN 1 Sale ini dikhawatirkan mendapat bully-an atau tekanan.
Lalu bagaimana nasibnya kini?
Mengenai hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Dr Uswatun Hasanah mengatakan, siswi yang membongkar soal itu juga diberi perhatian berupa pendampingan.
"Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan," ujarnya dikutip dari siaran pers Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Rabu (12/7/2023).
Selain memberi pendampingan, pihaknya juga menjamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak manapun.
Sementara status Kepala SMKN 1 Sale tersebut setelah dibebastugaskan dan ditarik ke cabang Disdikbud Wilayah III Jawa Tengah di Jalan Panglima Sudirman 3A, Kabupaten Pati.
Adapun jabatan Kepala SMKN 1 Sale dilaksanakan oleh pelaksana harian.