Dari 550 siswa-siswi SMKN 1 Sale, kata Widodo, ada beberapa di antaranya yang dibebaskan lantaran berasal dari keluarga kurang mampu.
Sementara, untuk besarannya juga tergantung kemampuan siswa-siswi.
"Itu pun tidak mengikat sifatnya, kalau mereka ada lebih boleh, tidak Rp300 (ribu) bisa lebih."
"Kalau misalkan mereka sanggupnya kok hanya Rp 200 (ribu) atau Rp 100 (ribu) silakan dan itu pun kita klasifikasi, yang memang benar-benar tidak mampu bayar, kita data dan tidak diwajibkan untuk membayar iuran," urai Widodo.
Baca juga: Siswi yang Ungkap Pungli di SMKN 1 Sale Dapat Pendampingan Khusus, Disebut agar Tak Ada Perundungan
Widodo Siap Terima Konsekuensi
Widodo mengaku siap menerima konsekuensi dari keputusannya melakukan infak di SMKN 1 Sale.
Ia juga telah mengetahui soal dirinya yang dibebastugaskan sebagai Kepala Sekolah SMKN 1 Sale dan SMKN 2 Rembang.
Sebagai informasi, Widodo menjabat sebagai kepala sekolah di dua SMKN tersebut.
Meski surat tugas belum didapatnya, Widodo sudah mendapat informasi bahwa dirinya telah digantikan oleh Pelaksana Harian (Plh).
"Sore tadi saya mendengar bahwa posisi saya di Sale sudah digantikan oleh Plh," ungkap Widodo, Rabu (12/7/2023), dilansir TribunJateng.com.
"Surat bebas tugas belum datang secara langsung ke saya, cuma saya dikasih tahu bahwa di Sale sudah digantikan sama Plh," tegasnya.
Widodo mengaku ikhlas atas keputusan tersebut.
Ia juga tengah menunggu keputusan akhir terkait nasibnya akan seperti apa.
"Tetap saya tunggu (keputusannya) seperti apa, dan tetap saya siap seperti apa yang diputuskan ke saya," pungkasnya.