Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Ijang Suhandi, mantan kepala sekolah yang membawa uang tabungan sebesar hampir Rp 800 juta milik murid SD Negeri Pakemitan 1 dan SD Negeri Pakemitan 3 di Ciawi Tasikmalaya, Jawa Barat berjanji mengembalikan uang tabungan, Minggu (30/7/2023) mendatang.
Engkos Kosasih, kuasa hukum mantan Kepsek tersebut mengatakan, hal ini sesuai dengan hasil pertemuan antara pihak orang tua siswa dengan pihak sekolah, Komite, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Ciawi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya pada Sabtu (22/7/2023) lalu.
“Klien kami, sekarang sedang di Bandung lagi berupaya mencari uang. Mudah-mudahan, tanggal 30 Juli 2023 bisa membereskan apa yang selama ini berkembang di guru dan orangtua murid,” ungkap Engkos kepada TribunPriangan.com pada Kamis (27/7/2023).
Pengakuan kliennya, kata Engkos total jumlah uang tabungan murid yang dibawa kurang lebih Rp700 juta.
Baca juga: Eks Kepala Sekolah di Australia Bersalah atas 18 Dakwaan Pelecehan Seksual
“Untuk sementara ini, kami belum bertemu dengan orang tua murid dari SDN Pakemitan 1 maupun SDN Pakemitan 3,” ungkap Engkos.
“Kami akan menemui pihak guru. Nanti tanggal 30 Juli 2023, klien kami, bersama kami pengacaranya akan hadir berkumpul dengan orang tua murid.
Jika ada hal-hal yang tidak mengerti silahkan komunikasikan kepada kami,” lanjutnya.
Engkos bersama 4 pengacara lainnya juga mengungkap empatinya terhadap guru-guru di kedua SD tersebut.
Mengingat para guru hampir setiap hari didatangi oleh orangtua murid yang menanyakan mengenai pengembalian uang tabungan anak-anaknya.
“Itu keluh kesah guru yang mereka sampaikan kepada kami. Untuk itu, kami mohon doanya kepada guru maupun orang tua murid. Mudah-mudahan, tanggal 30 Juli 2023 nanti, apa yang kita harapkan bisa terlaksana,” katanya.
Terpisah, salah satu guru honorer yang baru bertugas 1 tahun di SDN Pakemitan 3 mengutarakan perasaannya.
“Jujur saja, perasaan saya ini sangat sedih. Dengan kejadian ini, mungkin bukan hanya fisik yang kena, tapi juga mental kami sebagai guru.
Melihat chat orangtua yang terus meminta uang tabungannya dikembalikan,” tutur guru honorer Agnes Sholihah sambil menahan tangisnya.