TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepekan terakhir terjadi dua kasus pembunuhan istri yang dilakukan oleh suaminya sendiri.
Peristiwa itu terjadi di dua lokasi berbeda.
Namun kisah di balik kematian istri tersebut memiliki kesamaan.
Dua suami itu merekayasa kasus kematian istrinya seolah-seolah karena gantung diri.
Baca juga: Suami Bunuh Istri di Tulangbawang Lampung, Pelaku Sakit Hati Korban Nikah Siri dengan Pria Lain
Sementara suami lainnya, mengaku istrinya tewas lantaran terjatuh dari sepeda motor.
Padahal korban dibunuh oleh suaminya itu.
Namun belakangan kasus pembunuhan istri ini terungkap hingga pelakunya ditangkap polisi dan dijadikan sebagai tersangka kasus pembunuhan.
Kisah pertama datang dari Kabupaten Bengkalis, Pekanbaru pada Sabtu (22/7/2023) pekan lalu.
MH tega membunuh istrinya RM (39).
Namun di awal kejadian MH mengaku istrinya tewas akibat gantung diri.
Sepekan kemudian kasus ini terungkap setelah keluarga RM curiga atas kematiannya karena menemukan lebam di leher korban.
MH ternyata dibunuh oleh suaminya sendiri, MH dengan cara dicekik dan disekap menggunakan bantal.
MH akhirnya tewas karena kekurangan oksigen.
Baca juga: Kasus Suami Bunuh Istri Terungkap Setelah Tim Medis Lihat Bekas Luka Jerat di Leher Korban Sumiati
Sementara di tempat lainnya, Joni (36), warga Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat gelap mata dan menganiaya istrinya Siti Oktaviana hingga tewas.
Joni emosi ketika sang istri memberi pengakuan bahwa 4 anak mereka bukanlah anak kandung (biologis) Joni.
Padahal penikahan Joni dengan sang istri Siti Oktaviana sudah berjalan selama 16 tahun.
Berikut cerita lengkap kasus suami bunuh istri dengan merekayasa penyebab kematian korban:
Kasus di Bengkalis
Penyebab kematian RM (39), warga Dusun Sumber Asri, Desa Sungai Nibung, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Pekanbaru pada Sabtu (22/7/2023) pekan lalu terungkap.
RM yang sebelumnya disebut meninggal karena mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, ternyata dibunuh oleh suaminya, MH.
MH sengaja membuat skenario terkait penyebab kematian sang istri.
Sabtu (22/7/2023) pekan lalu saat kejadian, MH mengaku kepada polisi bahwa istrinya, RM sempat mengeluhkan sakit kepala.
Namun RM disebut masih berkomunikasi untuk mempersiapkan anaknya pergi sekolah.
Baca juga: Kisah Tragis Ekspatriat yang Bunuh Istri Demi Cinta: David Beri Kecupan Terakhir di Ranjang Kematian
Sementara MH saat itu pamit untuk service motor.
Namun sepulangnya dari service motor, MH mengaku malah menemukan tubuh istrinya itu tergantung tak bernyawa.
Belakangan kebohongan MH terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan terkait kematian korban RM.
Polres Bengkalis juga melakukan autopsi pada jenazah korban.
Dari sanalah akhirnya terbongkar semua skenario yang dibuat sangat rapi oleh MH.
Dari hasil autopsi tersebut, menurut Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro, korban RM meninggal karena kekurangan oksigen karena sebelumnya dicekik oleh tersangka.
"Modus operandi dibuat tersangka, korban ini seolah-olah dibuat gantung diri. Setelah dilakukan autopsi penyebab kematiannya bukanlah karena gantung diri, tetapi karena kekurangan okigen karena upaya pembunuhan," ungkap Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro saat melakukan press conference di Mapolres Bengkalis, Jumat (28/7/2023) pagi.
MH ternyata dicekik lalu disekap dengan menggunakan batal oleh tersangka.
Baca juga: Pria di Riau Rekayasa Kasus Kematian Istri, Lakukan Pembunuhan dan Gantung Jasad Korban di Kamar
Kini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolres menyebut tindakan pembunuhan itu dilakukan secara berencana.
Suami korban menyiapkan alibi yang cukup rapi seolah-olah istrinya gantung diri.
Dengan merekayasa korban meminta dibelikan makanan kepada suaminya dengan mengirimkan pesan WA melalui handphone korban saat suaminya berada di luar.
"Jadi suaminya pergi membeli makanan karena mendapat WA istrinya. Padahal pesan WA ini dibuat sendiri oleh tersangka. Tersangka juga menuliskan surat wasiat dari istrinya berupa tulisan meminta maaf, seakan tulisan tersebut dibuat sendiri oleh istrinya," jelas Kapolres.
Awal Mula Kasus Diduga Bunuh Diri
Sebelumnya RM (39), warga Dusun Sumber Asri, Desa Sungai Nibung, Kecamatan Siak Kecil dikabarkan nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Sabtu (22/7/2023) pekan lalu.
Kapolsek Siak Kecil Ipda Eko Nursytiawan Besari, Minggu (23/7/2023) mengatakan RM diketahui tidak bernyawa di kediamannya saat petugas Polsek Siak Kecil sampai sekitar pukul 11.45 WIB.
Jasad korban berada di dalam kamar yang terkunci.
Sebelum diduga gantung diri, ia terlebih dahulu mengunci pintu kamar.
Ketika personel Polsek ke rumah RM saat itu suami dan anaknya sudah berada di rumah.
Keterangan suaminya saat pagi hari RM mengeluhkan sakit kepala dan masih berkomunikasi untuk mempersiapkan anaknya pergi sekolah.
Ketika anaknya pergi berangkat sekolah, suaminya pun berangkat menuju Sungai Pakning untuk melakukan servis motor.
Skenario Kirim Pesan WA & Surat Pesan Terakhir Korban
Selama di perjalanan suami korban masih berkomunikasi melalui aplikasi WA dan korban memesan ikan bakar.
Saat akan pulang dari bengkel Yamaha Sungai Pakning, MH membelikan ikan bakar sebanyak dua bungkus.
Kemudian menelepon istrinya sekitar pukul 09.00 WIB, namun tidak diangkat.
MH kemudian mengaku mengirimkan pesan WA dan tidak mendapatkan balasan.
Sesampainya di rumah sekitar pukul 11.15 WIB, MH menanyakan kepada anaknya keberadaan RM.
Namun anak korban menjelaskan sekira pukul 10.00 WIB korban masih berada di kamar tapi kamar dalam keadaan terkunci.
Merasa penasaran keberadaan ibunya di dalam kamar dengan keadaan terkunci anaknya mengintip kamar, terlihat melalui angin-angin pintu kamar dia melihat ada ikatan kain.
Mendengar cerita anaknya tersebut, kemudian suami RM berusaha melihat dari jendela, namun jendela tertutup rapat.
Suami RM langsung mengambil tangga dan berusaha melihat korban dari atas plafon rumah.
Saat itu dia melihat korban sudah bersandar di belakang pintu kamar dan leher korban terikat oleh kain panjang.
Suami RM melihat korban kemudian turun dari tangga dan menyuruh anaknya memanggil nenek.
Namun saat itu nenek tidak ada di rumah dan kemudian meminta tolong dengan warga sekitar.
Berdasarkan keterangan suaminya, korban memiliki riwayat penyakit asam lambung, kolesterol dan asam urat. Serta sering mengeluhkan sakit kepala.
Petugas sempat menemukan obat sakit kepala dan satu gelas air di dalam kamar.
Selain itu ditemukan catatan kecil yang berisikan pesan terakhir kepada suaminya.
Dalam catatan tersebut tidak tertulis ada permasalahan keluarga.
Hanya pesan ucapan terima kasih kepada suaminya serta pesan agar suaminya menjaga kedua anak mereka.
Hasil pemeriksaan awal oleh personel Polsek Siak Kecil korban tersebut melakukan gantung diri dikarenakan depresi akibat riwayat penyakitnya yang tidak membaik.
"Petugas juga tidak menemukan bentuk bentuk kekerasan pada tubuh korban," tandasnya.
Kasus Pembunuhan Istri di Kubu Raya, Kalbar
Joni Kalap Disebut Bukan Ayah Biologis 4 Anaknya
Joni (36), warga Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat gelap mata dan menganiaya istrinya Siti Oktaviana hingga tewas.
Joni emosi ketika sang istri memberi pengakuan bahwa 4 anak mereka bukanlah anak kandung (biologis) Joni.
Padahal penikahan Joni dengan sang istri Siti Oktaviana sudah berjalan selama 16 tahun.
Pengakuan ini membuat Joni murka hingga nekat menganiaya istrinya itu sampai tak bernyawa lagi.
"Modus operandinya pelaku mencurigai korban ada pria lain sehingga membuat pelaku menjadi gelap mata dan nekat menganiaya korban hingga akhirnya korban meninggal dunia," ucap Kasat Reskrim Polres Kubu Raya Iptu Heru Anggoro saat konferensi pers, Jumat (28/7/2023).
Dari keterangan Kasat Reskrim Polres Kubu Raya Iptu Heru Anggoro saat konferensi pers, Jumat (28/7/2023), dikutip dari Tribun Pontianak, kasus pembunuhan ini berawal ketika Joni dan istrinya tengah menikmati waktu berdua.
Saat itu Rabu (26/7/2023) sekira pukul 17.30 WIB, Joni dan Siti pergi berdua sambil bernostalgia tentang sama lalu di sebuah pondok di ladang milik mereka.
Joni kemudian bertanya kepada istrinya tentang kecurigaannya selama ini, apakah benar sang istri ada pria lain.
Sebab Joni merasa curiga dengan tingkah laku sang istri selama ini.
Awalnya Siti tidak menjawab dan membuat keduanya bertengkar.
Namun jawaban Siti justru mengejutkan Joni.
Siti mengaku bahwa keempat anak mereka bukanlah anak kandung Joni.
Pengakuan ini membuat Joni naik pitam dan menampar pipi istrinya itu.
"Saat pelaku terus bertanya siapa pria lain tersebut dan akhirnya dijawab oleh korban jika keempat anak pelaku bukanlah anak kandung dari pelaku, yang membuat pelaku menjadi emosi dan menampar pipi korban sebanyak satu kali," ungkap Kasat Reskrim Iptu Heru Anggoro.
Tak terima ditampar oleh Joni, Siti kemudian membuat pengakuan lagi bahwa inilah alasannya selama ini dia meminta untuk bercerai.
Sang istri mengancam akan melaporkan perbuatan suaminya kepada pihak kepolisian.
"Mendengar perkataan korban tersebut, membuat pelaku semakin emosi dan meninju mata korban mengenai pelipis kanan korban dan juga memukul bagian leher sebelah kanan korban," kata Iptu Heru Anggoro.
"Dan kemudian saat itu mereka bergumul di pondok ladang tersebut, korban sempat kabur dan berlari keluar pondok dengan membawa gunting di tangan kanan korban," sambung kasat.
Saat itu juga, Joni langsung mengejar sang istri yang berupaya kabur dari pondok.
Sekitar 30 meter dari pondok tersebut, Joni berhasil merangkul dan menangkap istrinya dari belakang.
"Pelaku merebut gunting yang ada di tangan korban, sehingga akhirnya gunting tersebut terlepas sebagian di tangan pelaku," kata Kasat.
"Kemudian pelaku dengan menggunakan gunting yang sebagian tersebut melakukan penusukan kebagian punggung belakang korban sebanyak lebih dari satu kali," lanjutnya.
Sang istri mencoba melawan, namun karena kalah tenaga, lehernya dipiting oleh Joni hingga akhirnya pingsan karena mengalami lemas.
Mengaku Jatuh dari Motor
Setelah merasa tidak ada perlawanan dari sang istri, Joni melepaskan pitingannya kemudian memanggul tubuh istrinya dan membawanya ke motor.
Setibanya di motor, Joni mendudukkan istrinya di belakang, sambil mengendarai motornya ia memegang kedua tangan sang istri dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya memegang stang motor.
"Di tengah perjalanan, pelaku menemukan ide untuk merekayasa dengan cara pelaku berpura-pura menjatuhkan sepeda motor tersebut dan pelaku beserta korban jatuh ke parit, setelah jatuh ke parit, pelaku berpura-pura berteriak meminta tolong sehingga terdengar oleh warga," kata Kasat.
Sang istri yang dalam keadaan belum sadar kemudian dibawa oleh Joni ke rumah orang tua istrinya tersebut.
Saat ditanyai oleh orang tua sang istri mengenai apa yang terjadi, Joni menjawab bahwa dirinya dan istri terjatuh di parit.
Tak kunjung sadarkan diri, sang istri kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat.
Karena keterbatasan alat di Puskesmas tersebut, sang istri yang belum juga sadarkan diri dibawa menggunakan mobil pikap ke RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.
Pada saat di UGD dan hendak dilakukan penanganan awal, sang istri dinyatakan sudah meninggal dunia.
Merasa curiga dengan kematian anaknya, orang tua sang istri meminta untuk dilakukan visum.
Saat itu juga jasad sang istri dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Menurut hasil autopsi, penyebab kematian korban adalah terhentinya pernapasan diakibatkan adanya pelebaran pembuluh darah di otak karena trauma," sambungnya.
"Persangkaan pasal tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP jo pasal 44 ayat (3) Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga," kata Kasat Reskrim Polres Kubu Raya.
Awal Kecurigaan Joni
Sementara itu menurut pengakuan Joni, dirinya telah menikahi sang istri selama 16 tahun.
Sebelum menikah, mereka telah berpacaran selama empat tahun.
Kini keduanya telah dikaruniai empat orang anak.
Pada saat penganiayaan tersebut, Joni mengakui gelap mata lantaran menaruh curiga sang istri ada main dengan pria lain.
"Dari dulu sejak menikah dengan istri saya, kalau saya minta awal-awal itu emang dia ndak mau ngasi, minta jatah suami istri," kata Joni di Mapolres Kubu Raya, Jumat 28 Juli 2023.
"Alasannya capek dan segala macam," jelasnya.
Sebelum peristiwa penganiayaan, Joni mengatakan dirinya sudah sebulan lebih bertengkar dengan istrinya.
Pertengkaran tersebut dikarenakan dirinya memergoki sang istri bermesraan dengan pria lain di sebuah tempat.
"Waktu sebulan lalu, jadi waktu itu dia masuk ke dapur ada hubungan mesra saya lihat, pas dia keluar saya tanya, kamu ada apa? Dipegang-pegang ada apa? Dia ndak mau ngaku," katanya.
"Setelah 3 hari saya tanya-tanya terus saya mau bunuh diri dengan parang, jadi akhirnya istri saya ngaku sendiri, tapi dia bilang cuma dicium dan dipegang saja," tandasnya.
Sumber: (TribunPontianak.co.id) (Tribun Pekanbaru)