Seperti yang dialami oleh Deki Akum (keluarga korban).
Deki Akum mengaku dirinya juga dianiaya saat tertidur lelap di rumah almarhum Markus.
Menurutnya saat itu ada dua oknum aparat datang secara paksa membangunkannya.
Dia pun langsung dianiaya hingga mengalami memar di bagian dahi, luka bibir atas hingga keluar darah di hidung.
"Saya tidak tahu apa-apa. Saat itu saya ditarik dalam keadaan tidur, mereka pegang kedua tangan dan pukul," ujar Deki.
Tiba di gerbang Kompi A atau biasa disebut LS sekitar satu jam keluarga korban melakukan aksi dan meminta para pelaku bertanggungjawab.
Bermula dari Aksi Pelemparan Kios
Menurut Yohanis, ayah korban Markus, peristiwa penganiayaan ini dipicu oleh peristiwa pelemparan atap kios warga.
Awalnya salah seorang rekan korban melempar atap kios warga.
Baca juga: Jasad Pria Diduga Korban Penganiayaan Ditemukan di Pinggir Jalan, Wajahnya Sudah Tak Bisa Dikenali
Akibatnya pemilik kios tak terima.
Selang beberapa waktu kemudian, muncul lima orang diduga oknum aparat.
Mereka kemudian langsung menganiaya korban hingga tewas.
Yohanis mengakatan tidak ditemukan luka di tubuh korban.
Namun terdapat lebam bekas penganiayaan tampak sangat jelas pada leher bagian kanan.
"Intinya bukan anak saya lempar atap kios itu, tetapi kenapa mereka aniaya anak saya hingga tewas," tanya Yohanis didampingi istrinya, Frederika Nawatipa (52).