"Laporan sudah masuk, tentu akan kita tindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan," terangnya.
Baca juga: Mata Guru di Bengkulu Alami Kebutaan usai Diketapel Wali Murid, Pelaku Kabur dan Belum Ditangkap
Harapan Kepala Sekolah
Kepala sekolah tempat korban mengajar pun berharap kondisi Zaharman bisa kembali seperti semula.
"Bener mas, kasihan teman dan rekan saya ini, matanya buta, kita berharap itu bisa dikembalikan kayak semula mas," kata kepala sekolah, Riswanto.
Ia juga mengaku menyesal, menjadi kepala sekolah namun tidak bisa melindungi guru di sekolahnya.
"Itu kejadiannya cepat sekali, tiba-tiba guru saya ini sudah terduduk dan berdarah matanya. Saya sangat menyesal mas, sebagai kepsek seharusnya saya bisa melindunginya," lanjutnya.
Riswanto juga mendesak, pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya.
"Saya minta itu mas, minta dia kembali seperti semula, sehat seperti awalnya. Saya minta pelaku ini mengembalikan matanya mas," harap Riswanto.
PGRI Bengkulu Kecam Perbuatan Pelaku
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bengkulu pun mengecam serta melakukan somasi terhadap aksi penganiayaan terhadap Zaharman.
Pihak PGRI menganggap, aksi yang dilakukan terhadap korban murni tindakan kriminal.
"Ini merupakan tindak kriminal murni, kami minta APH untuk segera menangkap pelaku penganiayaan, karena kalau dibiarkan ini akan jadi cerminan buruk ke depan," kata Supriyanto, Ketua PGRI Bengkulu Tengah.
Mengutip TribunBengkulu.com, pihaknya juga mendesak penegak hukum untuk segera menangkap pelaku.
Ia juga menyayangkan, tindakan orang tua yang melakukan penganiayaan terhadap guru.
"Kami ingin jangan sampai hal seperti ini terulang kembali, seperti apa mutu pendidikan kita 10 - 15 tahun ke depan kalau kasus penganiayaan terhadap guru dibiarkan," ungkap Supriyanto.
Selain itu, pihaknya juga membuka donasi untuk membantu pengobatan korban.
"Sekarang kondisi saudara kita itu tidak bisa melihat, makanya kami se Provinsi Bengkulu serentak akan melakukan donasi untuk biaya pengobatannya," ujar Supriyanto.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunBengkulu.com, M Rizki Wahyudi)