TRIBUNNEWS.COM, BLORA - Rumidi seorang Kepala Desa Nglebur, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, hilang selama dua bulan.
Rumidi diduga hilang terkait adanya proyek pembangunan yang terbengkalai.
Baca juga: Ketua Ikatan Kepala Desa Kecamatan Cisata Pandeglang Imbau Golput, Ini Tanggapan DPRD
Rumidi yang pergi dari rumah sejak 19 Juni 2023 dinyatakan tidak diketahui keberadaannya oleh jajaran perangkat desanya.
Kepergiannya waktu itu disebut melakukan jadwal kontrol terkait kakinya pascaoperasi.
Sekretaris Desa Nglebur, Mujianto mengatakan selama memimpin desanya, Rumidi disebut tidak mempunyai rekam jejak yang negatif.
"Ya sewajarnya sebagai pemimpin, karena saya masuk pemerintahan juga tahun 2021," ucap Mujianto saat ditemui Kompas.com, di kantornya, Jumat (18/8/2023).
Hanya saja, para perangkat desa yang baru dilantik pada 2021 tersebut tidak mengetahui secara pasti kepribadian Rumidi ketika berada di luar kantor.
"Enggak ngerti, kalau masalah pribadi di luar ya saya enggak tahu," kata dia.
Namun, Mujianto mengaku terdapat proyek pembangunan yang terbengkalai pada tahun sebelumnya.
"Ya ada (proyek-proyek) di 2022 itu ada, bahkan ada yang tidak terselesaikan," terang dia.
Proyek pembangunan yang tidak terselesaikan tepat waktu itu ternyata juga sudah menjadi temuan oleh jajaran Inspektorat.
"Ya kaitannya dengan dana desa kan ada monev (monitoring dan evaluasi), ya temuannya disampaikan saat monev, bangunan yang tidak terselesaikan yang diketahui oleh inspektorat, ya ada proyek yang tidak terselesaikan, yaitu bankab (bantuan kabupaten)," jelas dia.
Dengan absennya Rumidi selama dua bulan tidak pernah kelihatan batang hidungnya, jajaran perangkat desa Nglebur berharap agar kepala desanya itu dapat segera pulang dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Baca juga: Kepala Desa di Bengkulu Utara Melarikan Diri Saat Digerebek Main Judi, Begini Nasibnya
"Ya harapannya segera pulang kepala desa agar pemerintahan desa bisa berjalan seperti mestinya. Kasihan masyarakat yang seharusnya dapat bantuan ternyata enggak dapat bantuan, karena belum bisa terealisasikan," kata dia.
Terakhir terlihat naik mobil
Rumidi menghilang sejak dua bulan lalu setelah pamit berobat dengan diantar mobil LMDH.
Hilangnya Rumidi berdampak terhadap kondisi sosial dan pembangunan di desa yang dia pimpin.
Dengan hilangnya kades Rumidi, pembangunan desa di wilayah itu juga terkendala.
Bahkan, lingkungan masyarakat juga mulai bergejolak.
Sekretaris Desa Nglebur Mujianto mengatakan pihaknya tidak dapat berkomunikasi dengan Rumidi sejak 19 Juni 2023 lalu.
Baca juga: Oknum Kepala Desa di Maluku Aniaya Selingkuhan, Kasusnya Dilaporkan Teman Kos Korban
Menurut Mujianto, hilangnya Rumidi berawal dari absennya sang kepala desa di Balai Desa pada 20 Juni 2023.
"Tanggal 20 Juni Pak Lurah tidak masuk ke kantor, tapi dihubungi tidak bisa, kemudian kami menghubungi Bu Kades, 'Pak Lurah di rumah Bu?',"
"'itu kemarin sore pamite kontrol kok enggak ada pulang', terus kami tunggu, tapi kok enggak kunjung masuk," ucap Muji saat ditemui Kompas.com di Balai Desa setempat, Jumat (18/8/2023).
Memang sebelum pergi dari rumah, Rumidi sempat mengalami sakit pada kakinya.
Kaki Rumidi mengalami pembengkakan yang kemudian dilakukan tindakan operasi di rumah sakit beberapa hari sebelumnya.
"Pergi dari rumah itu tanggal 19 Juni, izinnya dari pihak istri itu berobat, karena punya luka di kaki, tapi sampai sekarang enggak kunjung pulang," kata dia.
Pada saat pergi untuk jadwal kontrol, Rumidi hanya diantar oleh sopir menggunakan mobil milik LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan).
Penyebabnya diduga karena kondisi keluarga
Rumidi yang tampaknya tidak sedang baik-baik saja.
Baca juga: Kepala Desa di Kabupaten Serang Korupsi Dana Desa Rp925 Juta: Uangnya Belanja 4 Istri dan 20 Anak
"Anaknya kan juga sakit tumor, tapi sudah dikemoterapi. Mertuanya juga kena stroke."
"Sehingga istrinya kades tidak bisa mengantar suaminya untuk kontrol, sehingga diantarkan oleh sopir menggunakan mobil LMDH," terang dia.
Setelah berada di wilayah Cepu, sopir tersebut diminta segera pulang dan meninggalkan Rumidi sendirian.
"Kemudian Pak Lurah meminta sopir tersebut untuk pulang terlebih dahulu karena mobil LMDH sudah ditunggu warga, karena mobil sosial."
"Ya sehingga diturunkan di wilayah Cepu," jelas dia.
Setelah sopir tersebut pulang, dirinya tidak lagi mengetahui keberadaan Rumidi sampai saat ini.
"Keberadaan Pak Lurah sampai sekarang belum diketahui, karena belum bisa dihubungi, nomornya enggak bisa dihubungi, kita tetap mencari," ujar dia.
Absennya Rumidi sebagai kepala desa, tentu berdampak pada pemerintahan desa.
Apalagi, sampai saat ini pencairan dana desa tidak dapat dilakukan karena harus menunggu tanda tangan dari kepala desa.
"Kalau dari pemerintahan desa, ya Pak Lurah cepat pulang, soalnya ada tugas-tugas yang harus diselesaikan tahun ini," kata dia.
Polisi belum terima laporan orang hilang
Sementara itu, aparat kepolisian juga belum menerima adanya laporan orang hilang terkait absennya Rumidi selama dua bulan.
Kapolsek Jiken, Iptu Zaenul Arifin mengatakan pihaknya memang sudah mendapatkan informasi tentang absennya Rumidi yang dikabarkan tidak kunjung pulang ke rumah selama dua bulan.
"Belum ada laporan masuk," ucap Arifin saat ditemui Kompas.com di kantornya, Jumat (18/8/2023).
Apabila nantinya ada laporan yang masuk terkait hilangnya Rumidi, maka pihaknya akan segera melakukan pencarian terhadap orang tersebut.
"Ya kalau ada laporan ya kita terima, kemudian kita lanjuti. Infonya memang dua bulan pergi dari rumah," kata dia.
Menurutnya, laporan terkait absennya Rumidi yang tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai kepala desa, hanya disampaikan ke instansi terkait.
"Laporannya baru ada di kecamatan. Kalaupun itu hilang ranahnya juga ke Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), apakah itu di Plt ataupun di PAW (penggantian antar waktu," terang dia. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Hilangnya Rumidi Desa Nglebur Blora Diduga Terkait Ada Proyek Pembangunan Terbengkalai
dan
Misteri Hilangnya Pak Kades di Blora, Sudah 2 Bulan, Terakhir Rumidi Pergi Gunakan Mobil LMDH