TRIBUNNEWS.COM - Sekitar dua hektare lahan Sultan Ground di Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, habis terbakar pada Sabtu (19/8/2023).
Sultan Ground diketahui merupakan tanah milik Keraton Yogyakarta.
Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana mengatakan, kebakaran Sultan Ground di Imogiri disebabkan oleh warga yang membakar sampah di lokasi tersebut.
"Namun api dari proses pembakaran sampah itu tidak ditunggu hingga padam, akhirnya apinya merembet ke lahan dan berakibat terjadinya kebakaran lahan SG tersebut," ucapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Warga yang mengetahui hal tersebut pun langsung melaporkan ke pihak berwenang.
Tak lama, Polsek Imogiri bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul dan Pamong Kalurahan serta warga setempat berhasil memadamkan api.
"Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa dan tidak ada warga yang mengalami kerugian atau terdampak kerugian," tutup dia.
Baca juga: Kebakaran Hebat Kawasan Hutan di Pulau Tenerife Spanyol, Puluhan Ribu Orang Dievakuasi
Kebakaran Lahan di Gunungkidul
Ternyata, kebakaran yang disebabkan oleh pembakaran sampah di Yogyakarta tak hanya terjadi satu kali saja.
Di Gunungkidul, DI Yogyakarta, dalam sehari pernah tercatat ada enam kebakaran.
Data tersebut tercatat oleh UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Gunungkidul.
Enam kali kebakaran tersebut terjadi tak lama ini, yakni Rabu (16/8/2023).
Mengutip TribunJogja.com, Handoko selaku Kepala UPT Damkar Gunungkidul mengatakan, dari enam kebakaran, lima di antaranya disebabkan oleh pembakaran sampah yang dilakukan warga.
Ia juga mengatakan, kebakaran menyebar di lima wilayah, dan terbanyak berada di wilayah Gedangsari, Gunungkidul dengan dua titik kebakaran.
"2 titik tersebut sama-sama Padukuhan Plosodoyong, Ngalang," katanya pada Kamis (17/08/2023).
Keduanya menimpa bangunan kandang ternak warga.
Baca juga: Bom Ikan Meledak di Perahu, Nelayan asal Banggai Sulteng Tewas Mengenaskan
Ia juga mengatakan, kebakaran juga terjadi di Hutan Lindung milik Dinas Kehutanan DIY.
"Sedangkan yang terbakar di Semin adalah area Hutan Lindung milik Dinas Kehutanan DIY," ujar Handoko.
Hingga kini, kebakaran di Semin belum diketahui penyebabnya.
Total kerugian juga masih belum diketahui.
Handoko pun meminta masyarakat untuk waspada karena saat ini musim kemarau yang rentan akan kebakaran.
"Kami meminta masyarakat lebih waspada mengingat potensi kebakaran lebih tinggi di musim kemarau seperti ini," katanya.
Ditemui di tempat berbeda, Kepala Subbagian (Kasubbag) Tata Usaha UPT Damkar Gunungkidul, Ngadiyono menyebut sudah ada 37 kebakaran selama 2023.
Total kerugiannya pun mencapai Rp2 miliar dan sebagian besar kebakaran terjadi karena pembakaran sampah.
"Kerugian dari 37 kebakaran tersebut ditaksir mencapai lebih dari Rp 2 miliar," kaya Ngadiyono.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJogja.com, Neti Istimewa Rukmana/Alexander Aprita)