TRIBUNNEWS.COM - Ketua BEM FMIPA UNS Solo bernama Muhammad Khoirul Umam mengaku menjadi korban pemukulan yang dilakukan oleh sopir dekanat berinisial Y.
Kasus kekerasan yang terjadi di kampus ini dibenarkan oleh Dekan FMIPA UNS Solo, Harjana.
Pelaku pemukulan sudah bekerja sebagai sopir dekanat FMIPA UNS sejak April 2015 lalu.
Statusnya sebagai pegawai non ASN.
Kini, Y telah dinonaktifkan sementara waktu dari pekerjaannya.
Baca juga: Aniaya Bocil yang Mabuk Kecubung, Warga Panembahan Kota Jogja Terancam Hukuman 5 Tahun Dibui
Penonaktifan tenaga kependidikan non ASN tersebut sebagai buntut kasus hukum yang menyeret dirinya.
"Langkah menonaktifkan pihak terlapor agar dapat mengikuti proses hukum yang dihadapi," ucap Harjana, Kamis (24/8/2023).
Harjana mengatakan siap membantu pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus.
Selain itu, pihaknya mendukung penuh proses pelaporan, penyelidikan, penyidikan dan persidangan terhadap dugaan kasus kekerasan yang terjadi di FMIPA.
"Kami menyerahkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib (Kepolisian)," kata dia
"Kami sangat tidak mentoleransi kekerasan dalam bentuk apapun dan sekecil apapun yang di lakukan oleh siapapun di FMIPA," imbuhnya.
2 Lokasi
Sebelumnya, pemukulan yang terjadi pada Ketua BEM FMIPA UNS Solo, Muhammad Khoirul Umam (19) dilakukan di dua lokasi.
Pertama, dia dipukuli di dalam mobil dekanat.