Margareta mengatakan bahwa di balik peristiwa ini pasti ada hikmahnya.
"Peristiwa ini tentunya tidak mungkin terjadi tanpa kehendaknya dan membawa hikmah dan kebaikan bagi kita bersama," ujarnya.
Adapun terkait rencana pihak orang tua bayi tertukar melaporkan kasus ini ke polisi, pihak RS Sentosa Bogor mengaku menghormati setiap hak hukum masyarakat.
"Ya, rumah sakit pada prinsipnya menghormati dan menghargai setiap hak hukum orang. Kedua, dengan tadi malam sudah bertemu dan kemudian sudah jelas tertukar sama siapa, itu semua harus diapresiasi langkah kepolisian mengundang semua stakeholder, dari KPAI, PMK, Dinsos," kata staf legal RS Sentosa Bogor, Gregg Djako.
Menurutnya, masalah bayi tertukar tersebut telah dilalui. Kini permasalahan tinggal bagaimana pihak keluarga dengan RS.
"Kami tetap pada prinsipnya sebagaimana di awal dulu, kita tidak lupa. Proses ini kan sudah berlangsung sejak Mei. Jadi kita tetap ingin semua penyelesaian itu adalah damai dan kekeluargaan," ujarnya.
Gregg berharap kasus bisa berakhir damai dan diselesaikan secara kekeluargaan.
"Seperti yang kita saksikan semalam antara keluarga berdamai, kami juga berharap bahwa perdamaian juga. Lalu kemudian proses penyelesaian terbaik secara kekeluargaan, bisa juga dilakukan dalam rumah sakit. Kami juga berharap begitu," sambungnya.
Gregg mengatakan pihak RS akan terus melakukan pendekatan kepada kedua keluarga tersebut. Dia juga mengatakan rumah sakit telah menerima konsekuensi atas kejadian tersebut.
"Rumah sakit sudah mendapat sanksi sendiri, yaitu sanksi sosial, kedua, menjadi sorotan negatif. Artinya itu juga sebenarnya kami harap menjadi pertimbangan. Rumah sakit kan sudah sampaikan dari awal tidak pernah menutup diri, supaya kita bisa membicarakan ini," sebut dia. (Tribun Bogor//Anas Furqon Majid/Tribunnews.com)