"Cuma mereka engga ngerespons, bilangnya bayi saya engga ketuker, mungkin ibu salah orang kali, gelang orang kali," katanya.
"Saya bilang kalau salah orang itu alamat dari rumah sakit engga mungkin sampe sini, tetep saya ngotot minta penjelasan, mau ngajak kerja sama ke rumah sakit, berhubung dia engga mau yaudahlah," tambahnya.
Lantaran tak ingin berhenti begitu saja, Siti lantas melakukan tes DNA yang difasilitasi pihak RS Sentosa.
Hasilnya, 99,99 tidak identik alias anak yang selama ini dirawatnya benar tertukar.
Baca juga: Nasib 2 Bayi Tertukar usai Tes DNA, Jadi Anak Angkat Polres Bogor, Bonding di Rumah Bersama
RS Sentosa kemudian memfasilitasi mediasi antara Siti dan Dian untuk menemui titik terang kasus bayi keduanya tertukar.
Sayang, pihak Dian enggan melakukan tes DNA.
Beruntung, setelah pihak Siti terus berjuang membujuknya, Dian akhirnya bersedia melakukan tes DNA.
Pada Senin (21/8/2023), Siti dan Dian sama-sama mendatangi Puslabfor Polsi di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, untuk menjalani tes DNA.
Hasilnya, terbukti benar bahwa bayi Siti dan Dian memang tertukar.
Pihak RS Sentosa Meminta Maaf
Pihak RS Sentosa menyampaikan permintaan maaf soal kasus bayi tertukar di rumah sakit mereka, usai hasil tes DNA keluar.
"Tentunya hal ini terjadi karena adanya ketidak hati-hatian pertugas kami dalam melaksanakan prosedur yang ada, dan kami sangat menyesalkan," ujar Direktur Utama RS Sentosa Bogor, drg Margareta Kurnia, Jumat (25/8/2023).
Menurut Margareta, perawat yang berjaga pada saat itu tidak hati-hati dalam melakukan proses identifikasi bayi.
Ia mengaku menyesal insiden bayi tertukar harus terjadi.
"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," katanya.