Hassanuddin pun mengikuti pendidikan. Saat akan dilantik, Hassanudin menceritakan kisah saat dirinya melapor kepada komandan bahwa ibunya tidak akan datang pada pelantikan.
“Saya lapor, saya anggap ibu saya tidak akan datang, uang tidak ada. Kami semua ada enam, jadi kami dikelompokkan bersama prajurit yang orang tuanya tidak akan datang hari itu,” urainya.
Hassanudin tak sanggup menahan haru saat melihat teman-teman yang lain didatangi orang tuanya, dipeluk bangga dengan berbagai ucapan selamat dari sanak famili.
“Tiba-tiba dari kejauhan saya lihat seorang ibu-ibu, mirip mak saya. Dia mencari anaknya, tapi dalam hati tidak mungkin mak saya ke sini, tidak ada uang. Dia semakin mendekat dan ternyata benar beliau emak saya yang datang bersama wak saya,” kata Hassanudin dalam cerita singkatnya.
Menjadi sebagai prajurti TNI tentu membuat dirinya bangga, bahkan tak terkecuali orang sekampungnya yang menaruh bangga pada Hassanudin.
Ia menjadi prajurit yang terus berlajar dan berusaha hingga saat ini menjadi perwira tinggi TNI-AD dengan gambar bintang dua di kerah seragamnya.
Hassanudin juga tercatat sebagai lulusan terbaik Susreg XLI 2003 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat.
Penulis: Rechtin Hani Ritonga
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Respons Gubernur Edy Rahmayadi Mantan Pangdam I/BB Jadi Pj Gubernur Sumut: Makin Takutlah Dia Samaku