"Jawabannya terbelit-belit maka saya pukul di bagian kepala sebelah kiri sama tangan sebanyak delapan kali," katanya.
Hubungan antara korban dengan tersangka Bagus memang terjalin sudah sejak lama.
Korban bahkan sering tidur di rumah tersangka sehingga ketika uangnya dicuri oleh korban, ia begitu emosi.
"Korban biasa tidur di rumah. Saya sempat kabari adiknya bahwa korban dipukuli orang (bohong)."
"Habis korban meninggal saya syok tapi abis itu jujur ke orangtua korban meninggal karena tak pukuli," ungkapnya.
Tindakan Kekerasan terhadap korban lebih kejam dilakukan oleh tersangka Muhammad Haris Widitanto (20).
Ia mengaku, sempat menyeret korban ke kamar mandi lalu menginjaknya.
"Saya ketika itu mabuk jadi ikutan emosi mukul punggung satu kali pipi kanan kiri satu kali. Habis itulah seret ke kamar mandi kemudian piting lehernya."
"Lalu saya tendang injak pundak sebelah kanan dan kepala atas sebanyak tiga kali," imbuhnya.
Tersangka Plateau Malik Kusuma (21) mengatakan, memukul korban dengan tangan kosong ke arah tubuh korban sebanyak 10 kali.
"Saya menyulut sedotan (pakai api) lalu menaruhnya pada bagian tangan dan kaki kiri dan kepala," tuturnya.
Kanit Resmob Polrestabes Semarang, AKP Dionisius Yudi menuturkan, hasil autopsi terhadap korban menunjukan adanya gegar otak akibat pendarahan sehingga korban meninggal dunia.
"Akar masalah kurang lebih masalah uang. Korban dicukur rambutnya lalu dibawa ke dalam warnet lalu dipukul beramai-ramai," katanya.
Sesudah dipukuli, korban diajak ke rumah seorang tersangka bernama Bagus.