TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai dengan sikap kepala sekolah SD di Gresik, Umy Latifah yang disorot publik saat tanggapi kasus siswinya yang buta karena dicolok pakai tusuk bakso.
Umy hingga kini masih enggan memberikan komentarnya perihal kejadian yang menimpa SAH (8).
Sikap ibu kepala sekolah itu ujungnya berkesan seolah-olah dirinya menutupi kasus ini.
Kemudian ada kabar duka meninggalnya Kombes Pol Agung Marlianto.
Ia merupakan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Sumsel.
Kombes Pol Agung Marlianto meninggal di usia 46 tahun, dia lahir pada 1 Juni 1977.
Baca juga: Populer Internasional: Elon Musk Dikecam karena Gagalkan Serangan Ukraina - Banjir di Hong Kong
Berita populer terakhir datang dari kasus kebakaran di kawasan Bromo dipicu flare prewedding yang kini memasuki babak baru.
Pihak calon pengantin Hendra Purnama alias HP (38), kini bakal melaporkan pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ke polisi.
Hendra lewat kuasa hukumnya menilai petugas dari TNBTS ikut bersalah dalam kasus tersebut.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Sikap Kepsek soal Siswinya Buta karena Dicolok Tusuk Bakso: Saya Punya Hak untuk Tidak Bicara
Kasus siswi SD di Gresik, Jawa Timur, berinisial SAH (8), yang buta karena dicolok tusuk bakso oleh kakak kelasnya masih terus bergulir.
Polres Gresik telah turun tangan untuk mengungkap kasus tersebut.
Pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap kepala sekolah, wali kelas, dan penjaga sekolah.
Dengan mencuatnya kasus ini, sikap kepala sekolah di SD tersebut menjadi sorotan.
Kepala sekolah bernama Umy Latifah itu memilih bungkam soal kasus yang menimpa siswinya.
Saat dijumpai awak media, Sabtu (16/9/2023), Umy menyebut tak mau bicara soal kasus tersebut.
"Sorry saya punya hak untuk tidak bicara," ungkap Umy, Sabtu, dilansir TribunGresik.com.
Sementara itu, keluarga korban, mengaku kecewa dengan sikap kepala sekolah.
Ayah korban, Samsul Arif, mengatakan sejak awal tidak ada niat baik dari pihak kepala sekolah soal kasus yang dialami putrinya.
Oleh karena itu, Samsul meminta agar kepala sekolah tersebut diberi sanksi dan diganti.
"Keinginan saya ada sanksi dari Dispendik karena tidak kooperatif."
"Kalau bisa diganti saja yang layak, yang mau menerima masukan wali murid," ujarnya, Sabtu, dilansir TribunGresik.com.
2. Dirreskrimsus Polda Sumsel Kombes Pol Agung Marlianto Meninggal di Usia 46 Tahun
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Sumsel, Kombes Pol Agung Marlianto meninggal dunia, Senin (18/9/2023) dini hari.
Kombes Pol Agung Marlianto meninggal dalam perawatan di RS MRCC Siloam Jakarta setelah berjuang melawan sakit leukimia yang dideritanya.
Kombes Pol Agung Marlianto meninggal di usia 46 tahun, dia lahir pada 1 Juni 1977.
Wadir Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Putu Yudha Prawira membenarkan kabar meninggalnya Kombes Pol Agung Marlianto.
"Iya dinihari tadi beliau meninggal. Mohon doa dan maafkan kekhilafannya," ujar Putu saat dikonfirmasi awak media.
Kombes Pol Agung Marlianto menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Sumsel sejak Desember 2022 menggantikan Kombes Pol Muhammad Barly Ramadhany.
Pria kelahiran 1 Juni 1977 ini adalah seorang perwira menengah Polri.
Agung merupakan lulusan terbaik Akpol 1998 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
3. Kisah Istri Tunarungu Jalan Kaki 61 KM Cari Suaminya ke Rumah Mertua, Tak Kembali usai Pamit Ngopi
Seorang wanita tunarungu nekat berjalan kaki sejauh puluhan kilometer ke rumah mertuanya setelah sang suami tak kunjung kembali.
Wanita berinisial RR (21) itu merasa ditinggalkan oleh suami setelah berpamitan keluar rumah untuk meminum kopi.
RR yang bertempat tinggal di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu lantas mencoba mencari suaminya ke rumah mertuanya di Kabupaten Bangkalan, Madura.
Ditilik dari Google Maps, jarak yang RR tempuh mencapai 61 kilometer.
Mertuanya pun terkejut saat mendapati RR datang seorang diri didampingi beberapa polisi.
Sebab, suaminya yang berinisial AL juga tidak berada di rumah tersebut.
Lantas bagaimana RR justru diantar polisi sampai ke rumah sang mertua?
Berikut Tribunnews.com merangkum dari berbagai sumber terkait RR yang mencari suaminya.
Kronologi
Mulanya, RR dilaporkan tersesat di Jembatan Suramadu oleh warga sekitar.
Warga dan para pedagang di lokasi tersebut mendapati seorang wanita yang mengalami kesulitan berkomunikasi dan tak membawa kartu identitas pada Sabtu (16/9/2023).
Mereka lantas mengantarkan RR ke Markas PJR Unit Jatim VIII Ditlantas Polda Jatim di Bangkalan untuk mendapatkan bantuan.
Petugas sempat kesulitan untuk menggali informasi terkait tujuan RR berada di Jembatan Suramadu seorang diri.
4. Momen TNI Gadungan Pangkat Letkol 'Mesam Mesem' saat Dijebak dan Ditangkap Intel Kodim
Momen detik-detik TNI gadungan berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) ditangkap Intel Kodim viral di media sosial.
TNI gadungan itu bernama Rahman Nudin (ada yang menyebut Rahmanudin).
Kedok TNI gadungan ini terbongkar atas laporan mantan Camat Pancoran Mas Saiful Hidayat.
Kemudian dilakukan upaya penjebakan hingga penangkapan.
Saat ditangkap, oknum tersebut mengenakan atribut lengkap TNI AD.
Dia juga membawa sangkur dan pistol korek api.
Kini Rahmanudin hanya bisa mesem-mesem saat ditahan di Kodim 0508 Depok, (15/9/2023).
Hal tersebut diungkap Kepala Urusan (Kaur) Humas Polres Metro Depok Iptu Made Budi, Sabtu (16/9/2023).
Tampang TNI Gadungan Pangkat Letkol Cengar Cengir saat Ditangkap
TNI gadungan itu bernama Rahman Nudin (ada yang menyebut Rahmanudin).
Video momen TNI gadungan pangkat Letkol ditangkap viral di media sosial.
Dalam video tersebut, TNI gadungan itu malah cengar cengir
5.Babak Baru Kasus Flare Prewedding Bromo, Calon Pengantin Salahkan TNBTS, Bakal Lapor Polisi
Berikut babak baru kasus flare prewedding yang picu kebakaran di kawasan Gunung Bromo pada Rabu, 6 September 2023, lalu.
Pihak calon pengantin Hendra Purnama alias HP (38), kini bakal melaporkan pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ke polisi.
Kuasa hukum yang bersangkutan, Mustaji menilai, kebakaran yang menghanguskan sekitar 500 hektare lahan itu tidak hanya berasal dari kesalahan kliennya.
Ia menuding, petugas TNBTS juga memiliki andil dalam kasus ini.
"Kesalahan mutlak tidak hanya pada klien kami. Kelemahan juga ada di petugas TNBTS.
Petugas TNBTS lemah dalam pengawasan pengunjung," tegas Mustaji, dikutip dari Surya.co.id, Senin (18/9/2023).
Mustaji kemudian menguraikan secara detail perihal kelemahan petugas yang disebutnya.
Menurutnya, petugas sudah sedari awal tidak menjalankan fungsinya secara maksimal.
Pertama pihak TNBTS tidak melakukan sosialisasi dengan baik, sehingga kliennya tidak mengetahui harus mengurus izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI).
"Klien kami tidak tahu jika harus urus SIMAKSI," ujarnya.
Kedua kata, Mustaji, petugas tidak mengecek barang bawan pengunjung.
Ia menuding petugas hanya menerima uang pengunjung tanpa melakukan mengawasi lebih lanjut.
(Tribunnews.com)