Adapun kejanggalan itu yakni, tanggal kejadian dengan laporan yang diterima polisi tidak sama, ada jeda waktu beberapa hari.
"Karena kejadian itu tanggal 7 (Agustus 2023), sedangkan kami dapat laporan itu tanggal (28 (Agustus 2023). Jadi, rekaman CCTV itu sudah hilang, terhapus," ungkapnya, dilansir Kompas.com.
Dari hasil penyelidikan sementara, Aldhino memaparkan, tidak ada kamera CCTV yang mengarah langsung ke lorong, tempat korban mendapat tindak kekerasan.
"Dari enam CCTV memang tidak ada yang langsung mengarah ke lorong itu, tapi kan ada yang mengarah ke halaman sekolah," terang dia.
Untuk mengungkap kejadian sebenarnya, Satreskrim Polres Gresik memutuskan mengirim Digital Video Recorder (DVR) rekaman CCTV sekolah ke laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim.
"Kami masih menunggu hasil analisis rekaman CCTV di sekolah."
"DVR yang sudah kami sita, sudah kami kirim ke labfor Polda. Untuk hasilnya, kami masih menunggu," terang Aldhino.
Dikatakannya, DVR yang diamankan tersebut memiliki penyimpanan 12 hari.
47 saksi diperiksa, tapi tak ada yang melihat kejadian
Sementara itu, hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa 47 orang saksi.
Namun, belum ada satu pun saksi yang diperiksa melihat langsung kejadian siswi SD itu dicolok tusuk bakso oleh kakak kelas pada 7 Agustus 2023 lalu.
"Kami temukan dari 47 saksi yang sudah diperiksa memang sampai saat ini belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut."
"Namun, kami akan tetap tambah jumlah saksi yang kami periksa sehingga membuat jelas," ungkap Adhitya, Kamis (21/9/2023).
Sebagai informasi, dari penuturan keluarga korban, peristiwa itu terjadi pada 7 Agustus 2023.
Saat itu, korban yang sedang asyik di halaman sekolah mengikuti lomba 17 Agustus ditarik oleh kakak kelasnya ke sebuah lorong.