Selain itupun, Walhi Kalteng juga memberikan catatan penting bagi aparat penegak hukum termasuk kepolisian yang mengamankan aksi di lapangan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Agar dapat melakukan pengamanan harus lebih persuasif, di mana saat ini polisi pun menjadi sorotan dan dipertanyaan SOP mereka terkait penggunaan gas air mata untuk meredam aksi massa.
“Yang mana dari info di lapangan massa aksi yang sudah hampir 5 hari berlangsung tidak ada yang anarkis, namun karena ada pemantik dan tembakan gas air mata dan merasa terancam akhirnya masyarakat pun melakukan perlawanan, yang seharusnya itu tidak terjadi dan bisa dihindari keduanya,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Kalteng/Sri Mariati/Pangkan B)