TRIBUNNEWS.COM – Kasus 11 siswa Sekolah Dasar (SD) menyayat tangannya sendiri karena diduga mengikuti tren di media sosial TikTok kini tengah menjadi sorotan.
Akibat adanya kasus tersebut, anggota Samapta Kepolisian Resort Situbondo menggelar razia pedagang mainan di sekolah, Rabu (4/9/2023).
Hal ini bertujuan agar para pedagang mainan di sekolah tidak menjual barang berbahaya yang dapat disalahgunakan oleh siswa seperti benda-benda tajam.
Kasat Samapta Polres Situbondo, AKP Sudpendi mengatakan dalam razia tersebut pihaknya mengatakan tidak menemukan benda-benda mencurigakan ataupun berbahaya.
"Tadi saat dilakukan pemeriksaan kita tidak menemukan benda atau barang yang berpotensi digunakan untuk sayatan-sayatan itu," ujarnya Rabu, (4/10/2023), dikutip dari TribunJember.
Meski begitu, pihaknya juga telah melakukan patroli dan mengimbau kepada para pedagang yang berjualan di dua sekolah area Situbondo.
Baca juga: Ikuti Trend Viral di TikTok, 11 Siswa di Situbondo Lukai Tangan Sendiri Pakai Benda Tajam
Kapolres Situbondo Mengaku Miris
Terkait kejadian ini, Kapolres Situbondo, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto mengatakan akan mendalami motif pedagang menjual berbagai mainan yang diduga digunakan siswa untuk melukai tangannya sendiri itu.
"Motif pedagang jual benda itu belum tahu, tapi kalau untuk keperluan belajar di sekolah tidak masalah. Makanya perlu dicari tahu apa motifnya pedagang menjual itu," ujarnya.
Tidak hanya itu saja, terkait aksi 11 bocah yang mengikuti tren berbahaya tersebut, ia mengaku merasa miris.
Ia berharap ke depannya tidak ada kejadian serupa yang terulang.
"Saya sangat miris mendengar itu, mudah-mudahan dengan kejadian ini tidak berkembang atau menjadikan tren yang aneh aneh," ujar Dwi Sumrahadi.
Psikolog Sebut Siswa Cari Jati Diri dan Pengakuan
Psikolog Universitas Jember, Senny Weyara Dienda Saputri S.Psi. M.A mengatakan konten di TikTok yang membuat 11 siswa menyayat tangannya itu dinilai berbahaya untuk anak-anak.