News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Abrasi di Padang Ancam Rumah Warga, Aktivis Lingkungan Sebut 50 Meter Daratan Terkikis dalam 2 Bulan

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan abrasi di Pantai Indah Cemara Laut Pasia Jambak, Senin (30/10/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Pantai Indah Cemara Laut, Pasia Lambak di Kelurahan pasia nan tigo, Kecamatan Toko Tengah, Kota Padang, Sumatera Barat terkikis air laut atau abrasi.

Sekitar 50 meter daratan terkena abrasi dalam waktu dua bulan terakhir.

Aktivis lingkungan Kota Padang, Pati Hariyos juga mengungkapkan, abrasi membuat 300 batang pohon cemara yang baru ditanam di lokasi terseret arus laut.

Lanjutnya, abrasi terjadi sepanjang 500 meter dari lokasi pemasangan batu gird terakhir.

"Setiap tahun terjadi abrasi di sini," ujarnya.

Menurut aktivis lingkungan Kota Padang ini dirinya juga sudah sering berkomunikasi dan meminta agar pemerintah kota maupun pemerintah provinsi untuk mengambil tindakan antisipasi dampak abrasi.

Baca juga: Cegah Abrasi, 2.630 Unit Pemecah Gelombang Dipasok ke Kawasan Wisata Raja Ampat

Namun hingga saat ini, belum tampak penanganan yang serius yang dilakukan pemerintah.

Pati Hariyos menegaskan, apalagi Pantai Pasia Jambak termasuk destinasi wisata Kota Padang, dengan adanya abrasi akan menghilangkan keindahan pantai.

"Harapan kita baik pemerintah daerah, pemerintah kota Padang, provinsi Sumbar, maupun pusat harus mengambil tindakan untuk pengamanan garis pantai kita," ujarnya.

Rumah Warga Terancam

Abrasi pantai yang terjadi di Pantai Indah Cemara Laut Pasia Jambak, RT 02 RW 07 Kelurahan Pasia nan tigo Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang membuat warga sekitar khawatir rumah mereka ikut tergerus.

Salah seorang warga disekitar pantai, Rita Susanti (42) misalnya. Ia mengaku khawatir rumahnya ikut tergerus akibat abrasi pantai yang terjadi Minggu (29/10/2023).

"Khawatirlah, kadang dak bisa tidur malam. Kalau angin ini, kadang 24 jam, dari pagi sampai pagi, rasa dihempar ombak," ujar Rita Susanti, ditemui, Senin (30/10/2023)

Rita Susanti mengatakan awal membangun rumah dua tahun lalu, jarak rumahnya dengan bibir pantai masih 20 meter. Namun kini hanya sekitar empat sampai lima meter saja.

Pantauan TribunPadang.com, puluhan pohon pinus didepan rumahnya terancam roboh, dan sejumlah pohon kelapa sudah tumbang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini