News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswa di Bekasi Alami Perundungan, Kaki Diamputasi, Pihak Sekolah Dianggap Tak Bertanggung Jawab

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FAA, siswa SDN 09 Jatimulya, Tambun Selatan, korban bullying teman sekolahnya yang harus menjalani amputasi kaki di RS Dharmais, Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus perundungan dan kekerasan yang dialami siswa SMP di Bekasi, Jawa Barat, berinisial FAA (12) viral di media sosial.

FAA mengalami kekerasan saat duduk di bangku kelas 6 SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan, Bekasi pada Februari 2023, lalu.

Akibat kekerasan tersebut, kaki FAA didiagnosa mengalami kanker tulang sehingga kakinya harus diamputasi.

Kuasa hukum FAA, Mila Ayu Dewata Sari mengatakan FAA menjadi korban kekerasan di sekolah oleh lima temannya.

Baca juga: KemenPPPA: 40 Persen Anak Dapatkan Perundungan, 30 Persen Pernah Alami Kekerasan Seksual

"Kejadian ini menjadi perhatian Lawfirm Mila Ayu Dewata Sari & Co, selebriti, bahkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)," ujarnya, Selasa (31/10/2023), dikutip dari WartaKotalive.com.

Wanita yang akrab disapa Mila Cheah mengaku telah membawa surat kuasa dari ibu FAA agar korban mendapat keadilan.

"Saya dan tim akan mengawal kasus ini secara probono alias tanpa dipungut biaya, untuk mendapatkan keadilan seadil-adilya, saya ingin menyampaikan kepada masyarakat atas kekecewaan Diana Novita, ibu FAA, yaitu kurangnya tanggung jawab dari pihak sekolah," tuturnya.

Menurut Mila Cheah laporan yang masuk ke Unit PPA Polres Bekasi tak segera diproses kepolisian.

Selain itu, keluarga para pelaku juga tak menganggap kasus perundungan ini merupakan kasus besar.

Dengan adanya laporan ini, Mila Cheah berharap masyarakat tidak melakukan perundungan kepada siapapun.

"Karena akibatnya sangat luar biasa fatal. Bagaimana nasib masa depan korban (FAA), anak yang dilahirkan normal selama 12 tahun kini harus telan kepahitan karena harus kehilangan salah satu kakinya."

"Padahal (FAA) ialah anak yang berprestasi di beberapa bidang," imbuhnya.

Baca juga: Dokter RS Dharmais Harus Amputasi Kaki Siswa SD Korban Perundungan Teman Sekolahnya di Tambun Bekasi

Kata Ibu Korban

Ibu FAA, Diana, mengatakan anaknya sering menjadi korban perundungan, namun FAA tak pernah melapor ke guru.

"Sebelum itu (jatuh ditendang) sering di olok-olok ‘anak mamah', sok kegantengan’ kaya gitu."

"Karena anak saya sering maju kalau di kelas jadi ya menjatuhkan mental," paparnya, Selasa (31/10/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.

Diana memaksa FAA untuk bercerita terkait kasus perundungan dan kekerasan yang dialami selama di sekolah.

"Dia (FAA) tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian mau sekolah kakinya sakit akhirnya saya paksa untuk bicara," lanjutnya.

Usai mendegar cerita FAA, Diana mendatangi wali kelasnya.

Baca juga: Siswi SD di Kuningan Diduga jadi Korban Perundungan, Orang Tua Sempat Somasi Pihak Sekolah

"Saya sempet bilang ke wali kelasnya yang terjadi sama anak didiknya, tapi (dia bilang) itu bukan kuasa saya," jelasnya.

Ia menambahkan anaknya kini telah terdaftar sebagai siswa SMP Negeri 4 Tambun Selatan, namun kegitan belajar dilakukan secara daring.

Kini, FAA masih dirawat di RS Kanker Dharmais Jakarta usai menjalani amputasi kaki.

"Diagnosanya itu bulan Agustus (2023), awalnya itu berobat ke klinik terdekat."

"Pengobatan cukup panjang yah sampai di titik diamputasi itu," tutur Diana.

Sementara itu, Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 Bekasi, Sukaemah, menyatakan tidak ada aksi perundungan yang terjadi di sekolahnya.

Baca juga: Siswa SMP di Agam Jadi Korban Perundungan, Ini Penjelasan Dinas Pendidikan

Meski kasus ini sudah dilaporkan, pihak sekolah akan membantah pernyataan keluarga FAA.

"Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh," tandasnya, Selasa.

Menurut Sukaemah, FAA merupakan siswa yang pintar sehingga tak mungkin korban tak melapor ke guru.

"Sudah masuk ke kepolisian, mungkin nanti diproses hukum ya nanti di kepolisian," pungkas Sukaemah.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar) (WartaKotalive.com/Panji Baskara)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini