Diwartakan Surya.co.id, Nurul Afini mengatakan, komunikasi itu berlangsung selama hampir dua jam, mulai dari pukul 13.00 WIB hingga sekira pukul 14.45 WIB.
Tak ada obrolan yang serius dalam komunikasi tersebut, semuanya terdengar wajar.
Namun, ternyata itu menjadi komunikasi terakhir Nurul dengan anak perempuannya itu.
Sekira pukul 17.30 WIB, ia mendapat kabar bahwa sang anak tak sadarkan diri hingga dilarikan ke Puskesmas Purwodadi.
Mendapat kabar itu, Nurul mendatangi Puskesmas Purwodadi untuk bertemu dengan putrinya.
Namun, setibanya di Puskesams sekira pukul 21.00 WIB, ia harus mendapati kenyataan pahit, anak perempuannya itu telah meninggal dunia.
Ia pun melihat sejumlah kejanggalan di tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa.
Kejanggalan itu berupa luka robek di leher sisi kanan, dan memar di bagian bawah perut.
"Aku tatak (berusaha kuat) di puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya."
"Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganganga, cuma wajahnya senyum."
"Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Galih Lintartika/Luhur Pambudi, Kompas.com/Imron Hakiki)