"Akan tetapi, hal itu butuh bantuan dari lingkungan di sekitarnya. Sementara selama ini banyak yang interaksi saja takut, bagaimana mau membantu?” tambahnya.
Griya Schizofren bukanlah tempat untuk menyembuhkan ODMK.
Komunitas yang sudah ada sejak belasan tahun lalu ini berusaha menjadi teman saat para ODMK sedang melewati fase-fasenya.
Karena mereka yakin kalau ODMK bisa stabil dan beraktivitas normal di masyarakat asal rutin minum obat dan tidak ada sesuatu yang memicu jiwa mereka kembali terguncang.
Bangun Interaksi
Sejatinya pepatah 'tak kenal maka tak sayang' berjalan beriringan dengan niat Tria untuk lebih mengenalkan cara berinteraksi dengan ODMK yang masih saja dianggap ancaman.
Bagi Tria, membuka interaksi adalah cara terbaik untuk memanusiakan ODMK.
Sebab, ketakutan dan stigma negatif bisa menjadi penghambat proses penyembuhan para ODMK.
Edukasi masyarakat soal cara berinteraksi dengan ODMK menjadi fokus Tria dkk untuk mengembangkan komunitas Griya Schizofren.
Berbagai kegiatan dengan inti interaksi kemudian dijalankan di Griya Schizofren untuk mengisi ruang kesendirian para ODMK.
“Kami kegiatan kuncinya adalah interaksi dengan ODMK, karena selama ini teman-teman ODMK mendapatkan stigma negatif dari masyarakat,” kata dia.
Mulanya, Tria dan sukarelawan yang didominasi mahasiswa rutin mengunjungi Griya PMI Peduli Solo setiap empat kali seminggu hanya untuk bertemu dan mengajak ODMK mengobrol.
"Yang kami lakukan di awal itu sangat sederhana. Kami mengajak mereka bernyanyi untuk membangun interaksi sosial," kata perempuan kelahiran Palembang, 15 Juli 1992 ini.
Tak dipungkiri, saat itu Tria mengaku sedikit waswas untuk berinteraksi.