Tercatat kurang dari 1.000 kasus per tahun.
Kasus JE di Indonesia
Di Indonesia, kasus konfirmasi JE dalam periode tahun 2014 sampai dengan per Juli 2023 dilaporkan sejumlah 145 kasus.
Tercatat 30 kasus di antaranya berada di Provinsi Kalimantan Barat.
Case Fatality Rate (CFR) penyakit ini mencapai 20-30 persen.
Dan 30 persen – 50 persen dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gejala sisa.
Seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku, hingga kecacatan berat.
JE mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, namun dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
Imunisasi JE
Dalam rangka mencapai target SDGs 2030 melindungi seluruh masyarakat, pemerintah menambahkan imunisasi JE ke dalam program imunisasi rutin di wilayah endemis penyakit tersebut.
Pemberian imunisasi JE telah lebih dahulu dilaksanakan di Provinsi Bali pada tahun 2018.
Selasa (26/9/2023) Pemerintah memulai pemberian imunisasi JE di seluruh Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat.
Pencanangan dilaksanakan oleh Pj Gubernur Kalimantan Barat, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat hingga stakeholders terkait.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu.
“Imunisasi ini kita lakukan karena lebih murah, bisa mencegah penyakit-penyakit yang dapat menular bahkan dapat menyebabkan kematian," ungkapnya pada website resmi Kementerian Kesehatan dilansir Tribunnews, Rabu (27/9/2023).
Sesuai rekomendasi WHO dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), sebelum introduksi atau penambahan imunisasi JE ke dalam program imunisasi rutin bagi bayi usia 10 bulan, maka diberikan imunisasi tambahan massal JE terlebih dahulu.