Selam aini, keluarga tidak pernah mendengar Kadek Roi mengeluh sakit.
Baca juga: Jasad Hamka dan Bayinya di Koja Sujud Saat Ditemukan, Anak yang Masih Hidup Ditolong dari Jendela
Kadek Sudiarsana (43) yang merupakan kakak sepupu almarhum sebelumnya menceritakan, Kadek Roi berangkat ke Amerika pada 30 Oktober lalu.
Pria kelahiran 23 Agustus 2003 itu bekerja sebagai tukang masak di salah satu hotel di Amerika Serikat.
Kemudian pada Senin 6 November 2023 lalu, keluarga mendapat kabar dari pihak kepolisian di Amerika, bahwa Roi telah meninggal dunia di kamar hotelnya.
Kabar ini sontak membuat keluarga terkejut.
Selama bekerja, Roi tidak pernah mengeluh sakit.
"Sebelum berangkat juga kondisinya sehat. Sebelum ke bandara, kami sempat jalan-jalan dulu ke mall. Saat itu dia sangat ceria, tidak ada keluhan sakit. Setelah sampai di Amerika juga dia tidak pernah mengeluh sakit, jadi setiap ditelepon kami hanya memberikan dia suport agar semangat bekerja," kenang Sudiarsana.
Jenazah Roi telah diautopsi, namun pada 11 November lalu hasilnya belum keluar.
Jenazah Roi akan dipulangkan ke tanah air pada Kamis 16 November dan akan langsung dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran.
Baca juga: Fakta Penemuan Jasad Wanita di Pasuruan, Diduga Dibunuh dengan Senjata Tajam, Tubuh Penuh Memar
Biaya pemulangan jenazah Kadek Roi telah ditanggung sepenuhnya oleh pihak asuransi karena ia merupakan PMI legal.
Kadek Roi Sempat Magang di Perancis
Pada 2022 lalu Roi pernah berangkat ke Prancis.
Namun kala itu ia hanya mengikuti magang selama enam bulan.
Pada 2023 Roi kemudian memutuskan untuk menjadi PMI di Amerika, demi meningkatkan perekonomian keluarga.
Roi menyadari betul orangtuanya hanyalah seorang petani dan pedagang nasi jinggo keliling sehingga ingin meningkatkan perekonomian keluarga.
"Dari sekolah sampai berangkat ke Amerika, orangtuanya menghabiskan uang Rp 200 juta. Uang sebanyak itu hasil dari ngutang dan ada beberapa juga hasil dari jualan nasi jinggo. Dari tamat sekolah, Roi memang sudah bercita-cita ingin jadi PMI karena gajinya lebih besar. Dia anak laki satu-satunya, jadi dia merasa akan menjadi tulang punggung keluarga," ungkap Sudiarsana.
Di mata keluarga, almarhum Kadek Roi merupakan sosok yang lugu dan bertanggung jawab.
Kadek Roi bahkan sempat bertekad ingin membantu sepupunya kelak agar bisa mengikuti jejaknya menjadi PMI.
Namun sayang cita-cita itu tak sempat ia wujudkan.
Artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul PMI asal Buleleng Bali Tewas Misterius di Amerika, Kadek Roi Baru 3 Hari Kerja di AS