"Roi yang masih muda, usia 20 tahun nekat ke Amerika meskipun biaya program hampir 200 jutaan dengan harapan untuk mengubah hidup dan membantu keluarga," katanya.
Edi menambahkan, almarhum terakhir kali dilihat oleh temannya pada malam sebelum ditemukan meninggal.
Keesokan harinya, Kadek Roi seharusnya ada jadwal kerja, namun tak bekerja.
Kemudian oleh temannya Roi dicari ke hotel dan karena hotel dalam kondisi terkunci, lalu dibuka dengan kunci master.
Saat pintu dibuka, Roi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Teman almarhum kemudian menelepon polisi dan pihak kepolisian menelepon keluarga berdasarkan kontak yang tertera di paspor.
"Dan yang menerima telepon itu adalah bapaknya. Awalnya dikira penipuan, dan karena sepupu saya menikah dengan sepupu Kadek Roi, saya yang ditelepon diminta memastikan," katanya.
Edi pun merasa kaget saat ditelepon karena baru tahu jika ada orang Bali juga yang bekerja di lokasi yang sama.
Ia pun kemudian menghubungi nomor polisi yang menghubungi ayah almarhum.
"Dan dari pihak kepolisian membenarkan dan memberikan saya nomor RS yang menginvestigasi mayat," katanya.
Pihak keluarga saat itu belum percaya, dan Edi kemudian melakukan pengecekan dan ternyata benar jenazah tersebut adalah Roi.
"Saya sudah video call keluarga di Bali dan memang itu benar almarhum," katanya.
Saat ini jenazah masih dititipkan di rumah duka yang ada di Nashvile TN, Amerika Serikat.
Terkait penyebab kematiannya, masih dalam proses autopsi dan baru keluar kurang lebih 8 minggu.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Jenazah Kadek Roi Dipulangkan Besok, Rencana Dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran Buleleng