Bahkan penjaga warung hanya memberikan jawaban klasik.
"Tetehnya panik nih, apalagi pas gw minta bill ge lagi aja dia dia kek panik bertigaan. Gw samperin pas mereka lagi berunding, gw bilang 'teh ini bener harganya? ini ga wajar loh teh harganya'. Mereka hanya berkata 'saya cuma kerja di sini (alasan klasik)," pungkas Sera.
Sudah Sering Terjadi
Terkait viralnya harga teh manis Rp 45 ribu itu, rupanya hal tersebut seringkali terjadi.
Ketua Paguyuban Pedagang Puncak, Mumuh mengatakan, pedagang Puncak memang terbiasa menggetok harga pada pembeli yang nongkrongnya lama.
"Udah biasa," kata Mumuh, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
"Jajan kopi cuma 2 ya wajar saya masukin harga Rp 100 ribu, karena itu jadi kena cas," katanya.
Kata Mumuh, pedagang Puncak memang mengenakan biaya tambahan bagi wisatawan yang terlalu lama berada di warung.
Namun, pihak warung yang tengah viral tersebut saat itu tak mengatakan adanya tambahan biaya.
Mumuh pun mengatakan harga mi instan yang dijual di warung yang tengah viral itu tidak sesuai dengan kesepakatan antar pedagang Puncak.
"Kalau memang lama, 'maaf ini lama, saya kan lagi jualan di sini', gitu harusnya. Kalau lama nanti bisa kena cas," kata Mumuh.
"Udah ada kesepakatan waktu itu Indomie harga Rp 18 ribu," kata Mumuh.
Diketahui, ternyata para pedagang telah menandatangani kesepakatan soal harga.
Sementara harga tersebut lebih mahal dari ketentuan yang telah disepakati pedagang Puncak Bogor.