TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Acara fashion show waria (wanita-pria) di Jl Bunga Ejaya, Kelurahan Kandea, Kecamatan Bontoala, Makassar, Jumat (17/11/2023) dibubarkan polisi.
Dalam rekaman video viral yang beredar di media sosial Instagram, tampak sejumlah waria memamerkan busana yang dikenakan di atas catwalk.
Mereka pun berdandan ala model dan melenggak lenggok di atas catwalk.
Kapolsek Bontoala, Kompol Muhammad Idris mengatakan pihaknya langsung membubarkan acara tersebut setelah mendapatkan laporan dari warga.
Baca juga: Pernah Ditahan Karena Konten Prank Waria, Ferdian Paleka Ditangkap Karena Promosi Judi Online
Apalagi kegiatan tersebut tidak mengantongi izin keramaian dari kepolisian.
"Izinnya, tidak ada. Tidak ada sama sekali, makanya kami bubarkan," kata Muhammad Idris.
Tak hanya itu, acara tersebut dianggap tidak etis diselenggarakan karena melanggar norma.
Acara fashion show waria itu hanya berlangsung sekitar setengah jam.
"Hanya berlangsung sekitar 30 menit, kami langsung bubarkan. Kami bongkar semua fasilitas, panggung dan lain sebagainya," jelasnya.
Pembubaran lanjut Idris, dilakukan dengan pejabat Tripika Kecamatan Bontoala.
"Kita bubarkan, saya pak Camat dan Danramil," tuturnya.
Acara fashion show waria ini bermula saat salah seorang warga Jl Bunga Ejaya, Kelurahan Kandea, Kecamatan, Bontoala, Makassar, menggelar acara masuk rumah, Jumat malam.
Baca juga: Waria di Bandung Penyedia Jasa Suntik Kolagen yang Bikin Pasien Meninggal Ditahan
Di sela acara itu, tiba-tiba sekumpulan waria berjumlah belasan orang ikut hadir.
Kehadiran mereka membuat riuh acara hingga digelar fashion show di antara mereka.
"Itu kejadiannya saat acara masuk rumah, namun tiba-tiba mereka mempunyai ide untuk festival waria," kata Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris dikonfirmasi Tribun, Sabtu (18/11/2023) sore.
"Mungkin karena tidak ada hiburan, langsung tiba-tiba mereka punya ide fashion show waria. Bikin ketawa-ketawa tamu," sambungnya.
Menurut Kompol Idris, alasan pemilik hajatan menggelar acara itu hanya sekadar untuk lucu-lucuan.
Namun acara itu tidak disertai izin keramaian dan dianggap kurang etis oleh kepolisian.
Acara yang tidak berlangsung lama itu pun akhirnya dibubarkan.
"Katanya lucu-lucuan, tapi setelah itu sampai setengah jam ada informasi begitu, langsung saya bubarkan," jelas Idris.
Waria Ikut Lomba Gerak Jalan HUT RI Menuai Sorotan
Sebelumnya di lokasi berbeda, lomba gerak jalan yang diikuti oleh kelompok waria pada Senin (15/8/2023) mendapat sorotan dari tokoh agama dan masyarakat.
Diketahui lomb agerak jalan itu dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 RI, Pemkab Rejang Lebong, Bengkulu.
Baca juga: Oknum Polda Sumut Terlibat Kasus Pemerasan Waria, Diduga Ada Upaya Selesaikan Kasus Secara Damai
"Kita sangat menyayangkan hal itu, kita sangat tidak setuju dengan kegiatan kemarin," kata tokoh masyarakat yang juga tokoh agama di Rejang Lebong, Mabrur Syah.
Mantan Ketua MUI Rejang Lebong itu mengatakan walaupun kegiatan HUT RI ini bisa diikuti semua pihak, seharusnya panitia bisa memilih-milih pesertanya.
Karena dengan adanya waria yang diperbolehkan tampil dalam gerak jalan itu menjadi seolah-olah Rejang Lebong mendukung adanya LGBT.
Apalagi sampai viral, tentunya bisa membuat para waria lainnya kemungkinan akan ikut muncul ke permukaan.
"Apalagi kan itu perilaku menyimpang, juga tidak ada manfaatnya, malah membuat viral yang buruk," sesal Mabrur.
Ia meminta agar ke depannya tidak ada lagi kegiatan serupa. Baik itu kontes waria atau semacamnya.
Menurutnya masih banyak kegiatan positif lainnya yang lebih baik dibandingkan adanya hal tersebut.
"Kan masih banyak kegiatan lain, kita minta itu tidak terulang lagi," tegasnya.
Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Rejang Lebong Dr H Muhammad Abu Dzar mengatakan pihaknya akan mendalami terlebih dahulu terkait soal regu waria sebagai peserta gerak jalan yang digelar Pemkab Rejang Lebong.
Mengingat saat kegiatan itu ada panitianya, oleh karena itu patut dipertanyakan terlebih dahulu mengundang atas dasar apa dan bagaimana.
Karena itu juga ada dampak negatifnya bagi generasi selanjutnya.
Lantaran saat kegiatan gerak jalan itu, dilihat juga oleh masyarakat dan anak-anak. Apalagi kostum yang digunakan adalah seragam sekolah.
"Kita khawatir dianggap oleh generasi selanjutnya sebagai pembenaran prilaku, mereka (para waria itu) tampil kemarin itu sudah disayangkan," ungkap Ketua MUI.
Untuk diketahui, pada kegiatan gerak jalan diikuti peserta baik dari SD, SMP, SMA hingga OPD serta masyarakat umum.
Sumber: (Tribun Timur) (Tribun Bengkulu)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Tak Kantongi Izin, Polisi Bubarkan Fashion Show Waria di Kandea Makassar