"Kakak ipar saya langsung lari keluar, karena sempat dilarang pergi," ungkapnya.
Berhasil mendapatkan jalan keluar, perempuan tersebut cukup beruntung sebab bertemu salah satu pihak keluarga di tepi jalan.
"Kakak ipar saya langsung melapor ke Polsek Sungai Pinang," ucapnya.
Ia menjelaskan, sang kakak sudah bekerja di rumah tersebut sejak tiga tahun terakhir.
Sebenarnya, selama satu bulan belakangan sang kakak hendak mengundurkan diri namun terus ditahan oleh majikannya.
"Katanya takut. Harimaunya sering mau menerkam. Tapi bosnya enggak percaya," ungkapnya.
"Bosnya selalu ngancam kakak saya akan dipecat dari tempat Gym kalau berhenti kasih makan harimau," imbuhnya.
Saat ini jasad korban masih berada di ruang jenazah RSUD AW Sjahranie, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Pihak keluarga berharap kasus ini dapat diproses secara hukum.
"Karena jelas lalai. Kakak saya harus ngasih makan secara manual. Apa tidak lalai?," tegasnya.
Tindakan Ilegal
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, M Ari Wibawanto mengatakan peristiwa harimau terkam korban hingga tewas ini kali pertama terjadi.
"Kami (BKSDA Kaltim) tidak pernah mendapatkan surat izin memelihara macan. Baik itu Harimau Sumatera ataupun impor. Jadi tindakan memeliharanya ini adalah ilegal," tegas Aru Wibawanto, Minggu (19/11/2023).
Lalu siapa SA, pemilik harimau tersebut?
Mengutip TribunKaltim.com, Al, salah satu teman yang mengenal baik AS, mengatakan AS dikenal dengan nama Andre.
Ia merupakan seorang pengusaha kayu sukses di Kalimantan Timur.
Selain itu, Andre memiliki usaha sampingan yakni tempat kebugaran (Gym) di kawasan Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda.
Sukses sebagai seorang pengusaha, Andre juga diketahui suka memelihara anjing ras.
Mulai dari herder, pitbul dan sejumlah anjing ras lainnya.
"Kalau harimau sepertinya baru. Katanya untuk dapat itu harganya mahal. Dapat dari mana saya juga tidak tahu," jelas AL.
Kegemaran mengoleksi anjing ras itu memang terlihat dari pengamatan Tribunkaltim.co di rumah mewah bernomor 99 di Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara tersebut.
Rumah utamanya berjarak sekitar 50 meter dari gerbang masuk di tepi jalan.
Rumah mewah tersebut dominan cream dan cokelat.
Pada jarak 30 meter ke belakang kita akan menemukan kandang anjing ras jenis Pitbull tepat di samping tempat parkir kendaraan.
Akan maju lagi kita akan bertemu gerbang yang menjadi akses menuju bangunan tempat Harimau tersebut ditempatkan.
Namun sebelumnya, di balik gerbang, pada sisi kiri terdapat dua ruang berteralis lengkap dengan air conditioner (AC) yang telah kosong.
Aroma ruangannya khas peliharaan anjing. Di sana hanya terdapat rantai dan mangkok aluminium yang biasa dijadikan tempat makan hewan peliharaan.
Terdapat juga sebuah bangunan kosong yang di dalamnya terdapat kamar-kamar yang tertutup rapat.
Debu dan sarang laba-laba yang ada menandakan ruang itu sudah lama tidak difungsikan.
Tribun mencoba menggali informasi dari para tetangga Andre.
Namun warga setempat mengaku tidak pernah mengenal siapa pemilik rumah tersebut.
"Mereka tertutup. Jadi tidak ada yang kenal. Ketua RT saja tidak ada yang pernah tembus masuk kalau ada sosialisasi kegiatan lingkungan," kata Mayang (48), warga setempat.
Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kasat Reskrim Kompol Rengga Puspo Saputro mengatakan AS alias Andre telah ditahan di Mapolresta Samarinda.
Ia mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terkait bagaimana dan dari mana pelaku bisa mendapatkan harimau tersebut.
"Semuanya masih proses pendalaman. Perkembangannya akan kita sampaikan kemudian," kata Kompol Rengga saat dijumpai usai proses evakuasi hewan liar tersebut.
Harimau Dievakuasi Tabang Kutai Kartanegara
Harimau yang menerkam Suprianda akhirnya dievakuasi ke Tabang Kutai Kartanegara.
Harimau itu dievakuasi dengan cara dibius.
Dokter Hewan Amir Ma'ruf, Peneliti Satwa Liar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, harimau tersebut dibius dengan dosis disesuaikan dengan berat badannya.
Setelah disumpit, obat bius tersebut akan mulai bereaksi dalam waktu 15 menit.
Setelah harimau yang diperkirakan berbobot 100 kilogram lebih tersebut dipastikan kehilangan kesadaran, baru akan dipindahkan ke dalam kandang.
"Setelahnya kami sentuh bulu matanya menggunakan tongkat. Sama seperti manusia, kalau benar-benar tidur tidak akan berkedip," jelas dokter Amir Ma'ruf.
Pasca dipindahkan ke kandang, mereka harus menunggu harimau tersebut sadar baru boleh dilakukan mobilisasi.
"Proses sadar kembali bisa mencapai 30 menit. Kalau sudah sadar baru boleh dibawa. Harus begitu agar harimaunya tidak stres," tegas dr Amir Ma'ruf.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Agar Aman Dievakuasi, Harimau yang Terkam Suprianda Pekerja di Samarinda Dibius dengan Cara Disumpit