News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengungsi Rohingya

Mahfud MD Sebut Warga Lokal Keberatan Terima Pengungsi Rohingya yang Tak Mau Keluar Indonesia

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Rohingya yang baru tiba beristirahat di pantai setelah masyarakat setempat memutuskan untuk mengizinkan mereka sementara mendarat untuk mendapatkan air dan makanan di Ulee Madon, provinsi Aceh, Indonesia, pada 16 November 2023. (Photo by amanda jufrian / AFP) | Menko Polhukam Mahfud MD menyebut para pengungsi Rohingya yang ada di Aceh, Sumatera Utara, dan Riau tidak ingin keluar dari Indonesia.

Karena negara lain seperti Malaysia, Australia, dan Singapura tidak mau menerima mereka.

"Kita tidak terikat itu, karena tidak menandatangani UNHCR itu, kita hanya kemanusiaan, cuma negara-negara lain itu sudah menutup," kata Mahfud.

Baca juga: Mengapa Pengungsi Rohingya Melarikan Diri ke Indonesia?

Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Terdampar di Aceh

Pengungsi Rohingya yang baru tiba beristirahat di pantai setelah masyarakat setempat memutuskan untuk mengizinkan mereka sementara mendarat untuk mendapatkan air dan makanan di Ulee Madon, provinsi Aceh, Indonesia, pada 16 November 2023. Sekitar 250 pengungsi Rohingya mencapai Indonesia bagian barat dengan perahu kayu yang penuh sesak pada 16 November 2023, sehingga jumlah pengungsi yang dilaporkan oleh pejabat setempat tiba pada minggu ini menjadi hampir 600 orang. (Photo by AMANDA JUFRIAN / AFP) (AFP/AMANDA JUFRIAN)

Diketahui, sebanyak 139 pengungsi Rohingya terdampar di pantai Gampong Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Aceh, Sabtu (2/12/2023).

Ratusan pengungsi Rohingya tersebut mendarat pukul 02.00 WIB.

Pengungsi tersebut terdiri dari pria dewasa 36 orang, wanita dewasa 45 orang, dan anak-anak 58 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan masing masing berjumlah 29 orang.

"Mereka tiba sekitaran pukul 02.00 WIB, namun masyarakat setempat baru mengetahui sekitaran pukul 02.30 WIB," kata Cut, warga setempat,Sabtu (2/12/2023) pagi.

Muhammad Idris (40), pengungsi Rohingya asal Bangladesh yang terdampar di Sabang mengatakan, rombongan lari dari Bangladesh karena ketidaknyamanan di negeri tersebut.

Baca juga: Pengungsi Rohingya di Batee Pidie Gagal Dipindahkan ke Scout Camp Laweung

Dari Bangladesh mereka mengaku berlayar ke arah yang tidak tentu.

"Ketika kami melihat ada negara lain, kami singgah. Mana tau bisa menerima kehadiran rombongan kami. Kami berlayar selama 27 hari," kata Idris.

Lebih lanjut, Idris menambahkan, ia dan keluarganya masing masing harus membayar sebesar 20.000 mata uang Bangladesh atau 20.000 Bangladeshi Taka.

Jumlah ini kalau dirupiahkan setara Rp 2.799.630

Mereka harus membayar agar bisa berlayar bersama kapal tersebut.

Baca juga: Jokowi Perintahkan Mahfud MD Tangani Masalah Pengungsi Rohingya

"Saya membayar 20.000, begitu juga dengan istri dan anak - anak saya," ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini