TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asnawati (57) terlihat terkulai lemas, ia dipapah kedua anak prianya saat berada di posko Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Asnawati menanti anaknya Muhammad Wilki Saputra (20) korban erupsi Gunung Marapi yang ditemukan Tim Sar Gabungan.
Asnawati tak kuasa menahan tangis saat Tim Sar Gabungan membawa jasad anaknya dalam kantong mayat berwarna oranye.
Baca juga: UPDATE Erupsi Gunung Marapi, Total Korban Meninggal Dunia Mencapai 23 Orang
Dua anak yang memapahnya pun berusaha menenangkan dan menyeka air mata yang jatuh di pipinya.
"Biarkan ibu duluan nak yang masuk ke ambulans," lirih Asnawati.
Jenazah Wilki langsung diberangkatkan pulang ke rumah orang tuanya di Pekanbaru, Selasa (5/12/2023) malam dengan menggunakan mobil ambulans.
"Iya, jenazah Wilki sudah diberangkatkan menuju Pekanbaru malam tadi,"" ujar Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Riau, Rozita, Rabu (6/12/2023).
Tim SAR gabungan sempat mengalami kesulitan melakukan evakuasi jenazah para pendaki gunung Marapi yang terjebak. Namun, bagi Asnawati itu tidak berpengaruh. Ia sudah menunggu 24 jam lebih menanti mendiang anaknya tiba di posko ditemani kedua anaknya.
Baca juga: Erupsi Gunung Marapi: Polisi Terima 30 Laporan Baru dari Warga, Petugas Evakuasi Mengalami Kram
Sejak Senin(4/12) malam Asnawati yang mengenakan jaket tebal berkelir hitam setia menunggu meski secara fisik ia terlihat kepayahan karena udara dingin ditambah suasana duka yang menyelimuti dirinya.
Rabu pagi jenazah Wilki pun dikebumikan. Meski hujan mengguyur Kota Pekanbaru tidak menganggu prosesi pemakaman.
Proses penyelenggaraan jenazah berlangsung di rumah duka, Gang Minto Hardjo, Jalan Ikhlas, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru.
Setelah dilepas dari rumah duka, jenazah Wilki kemudian disalatkan di Masjid Nurul Ikhlas, yang hanya beberapa puluh meter dari rumahnya.
Suasana haru biru dan isak tangis keluarga dan kerabat tak henti-hentinya saat melepas Wilki ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Walau dalam kondisi hujan, masyarakat dan rekan-rekan Wilki tampak tetap antusias untuk menyaksikan pemakaman tersebut hingga selesai.