TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kakek Sam Daeng Sattuang (60), warga Jl Pampang V, Kecamatan Panakkukang, Makassar masih ingat betul detik-detik saat betisnya digigit buaya.
Ia menceritakan peristiwa mengerikan yang dialaminya saat ditemui Bhabinkamtibmas Polsek Panakkukang Bripka Satria, di RS Ibnu Sina.
Saat itu, kata Sam, dirinya bersama istri Daeng Kebo dan cucunya pergi ke tepi Sungai Lakkang tembusan Sungai Tallo.
Tujuannya, untuk mencari sayur paku yang kerap tumbuh liar di rawa-rawa saat musim penghujan.
"Kami (menyebrang) ke Lakkang, kami ada tiga orang. Tapi saya sendiri di pohon-pohon nipa disitu, saya sedang cari sayur papa (paku), sekitar jam 12 (siang) itu," kata Sam.
Saat diterkam buaya, dirinya sedang sendiri di dekat liang tempat persembunyiannya hewan buas itu.
"(waktu digigit) saya sendiri. Besar itu buaya, lebarnya sekitar 30 senti," ujarnya.
Setelah kakinya diterkam buaya, predator itu sempat mencoba menariknya ke dalam lubang atau liang persembunyian buaya.
"Saat digigit itu dia mau langsung (tarik) turun ke lubang, tapi saya berhasil lepas," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kakek 60 tahun diterkam buaya saat mencari sayur di rawa-rawa, tepi sungai Pampang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Kamis (14/12/2023) siang.
Sang kakek, Sattuang menderita luka gigitan buaya di bagian betisnya.
Sattuang pun dilarikan ke rumah sakit akibat gigitan buaya tersebut.
Baca juga: Penyebab Buaya di Kalteng Terkam Bocah 10 Tahun, Perubahan Perilaku hingga Kerusakan Lingkungan
Kejadian itu, bermula saat Sattuang mencari sayur Pappa di rawa-rawa sekitar Sungai Pampang.
Sayur Pappa adalah sejenis tanaman liar yang biasanya tumbuh di pinggir sungai, utamanya saat musim penghujan.