"Waktu itu saya mau menolong Pak Khamid. Tapi di luar masjid banyak teman-temannya pelaku," jelasnya.
Persoalan
Pihak Masjid Al Muttaqun angkat bicara terkait kasus keributan yang terjadi di dalam Masjid.
Keributan terjadi karena ada pihak yang tidak terima penggantian imam salat Magrib.
"Karena masjid masih dalam konflik dan pihak takmir masih menunggu keputusan dari pihak Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri," jelas Saifuddin, Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun.
Sebenarnya pihak takmir akan legowo (rela) dengan hasil yang diputuskan oleh pihak BWI.
Namun pihak sebelah justru ingin menguasai masjid sebelum ada putusan BWI.
Dari pihak ketakmiran telah melaporkan kejadian keributan ke Polres Kediri Kota.
Karena ada tiga orang jamaah yang menjadi korban.
Baca juga: Kebakaran Dahsyat Gudang Tiner di Surabaya Turut Hanguskan 5 Truk dan 4 Motor Karyawan
Sebelumnya telah diupayakan melakukan perdamaian dari kepengurusan ketakmiran masjid. Namun sayangnya tetap ada kebuntuan.
"Karena yang diinginkan dari masyarakat sama-sama mengelola masjid. Namun kalau bentuknya perdamaian seolah-olah ingin menguasai masjid kami tidak terima," jelasnya.
Karena Masjid Al Muttaqun merupakan masjid dari orang banyak dan yang wakaf juga lebih dari satu orang.
"Yang membangun masjid 100 persen warga masyarakat," jelasnya.
Sementara Rahmat Mahmudi, dari pihak takmir kubu lain menjelaskan, kejadian Rabu malam sampai Kamis dinihari karena ada pihak yang tidak terima dengan penggantian takmir dan penggantian imam sholat Magrib.
"Kami bertahan meski ditekan dan didorong dan ada teman kami yang menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan sehingga dilerai aparat," jelasnya.