Mahasiswa yang bergeruk ke Balai Meuseraya Aceh itu kemudian sempat dihadang petugas keamanan.
Namun, para mahasiswa akhirnya menerobos masuk dan berlari ke bagian basement gedung.
Pantauan wartawan Serambinews, massa membuat keributan dengan suara-suara teriakan lantang nan keras, yang pada saat itu pengungsi Rohingya sedang melaksanakan shalat Zuhur berjamaah.
Pendemo semakin anarkis usai pengungsi Rohingya tersebut usai melaksanakan shalat.
Para pendemo memaksak para pengungsi untuk diangkut ke mobil di Balai Meuseraya Aceh (BMA).
Penanggung Jawab Aksi, T Warizar Ismandar mengatakan, pihaknya akan meminta secara halus untuk mengangkut para pengungsi itu, untuk dibawa ke Kantor Kemenkumham Aceh.
Namun, jika mereka tidak diinginkan untuk mengangkut para pengungsi itu, mereka akan angkut paksa.
"Kita akan angkut paksa meskipun tidak diizinkan," kata dia.
Kemudian para mahasiswa bertindak anarkis dengan langsung berlari secara bergerombolan mendekat para pengungsi yang sudah menangis menitihkan air mata.
Barang-barang pengungsi seperti tas dan plastik berisi kain baju, menjadi sasaran para mahasiswa.
Mereka mendendang barang-barang tersebut dan melemparkannya ke arah pengungsi.
Anak-anak, wanita dan laki-laki ketakutan melihat para pendemo berlari ke arah mereka.
Tangis para pengungsi pecah mengisi seluruh basemant gedung BMA tersebut.
Dari tangis dan gestur mereka, para pengungsi itu memohon ampun dan belas kasihan para pendemo agar mereka tidak disiksa.