"Kompornya tiba-tiba meledak dan apinya menyambar kedua korban. Mereka mengalami luka bakar pada wajah dan tangan. Tapi astungkara sudah mendapat penanganan medis dan dirawat," ungkap Kapolsek Mendoyo, Kompol I Putu Suarmadi, kemarin.
Pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut untuk selanjutnya mengungkap penyebab ledakan kompor mayat tersebut.
"Kita masih penyelidikan terkait penyebabnya," tandasnya.
Terpisah, Direktur RSU Negara dr Ni Putu Eka Indrawati mengungkapkan, dua korban luka bakar akibat peristiwa kompor meledak dirujuk dari Puskesmas Pekutatan.
Setelah penanganan, keduanya telah menjalani perawatan dan opname di RSU Negara.
"Astungkara sudah penanganan dan sekarang dirawat di ruangan. Kondisinya sudah stabil semua," ungkapnya.
Eka Indrawati mengungkapkan kedua korban menderita luka bakar di bagian berbeda dan luasan berbeda.
Luka bakar yang dialami Gusti Kade Sandia lebih banyak dari Gusti Kade Arta.
Untuk I Gusti Kade Arta menderita luka bakar pada bagian wajah, punggung, serta tangan kanan.
Luasannya 5,5 persen dari tubuh korban.
Sementara Gusti Kade Sandia menderita luka bakar pada bagian wajah, tangan kanan dan kiri.
Luasannya lebih besar yakni sekitar 18 persen dari tubuh korban.
"Keduanya didiagnosis combutio atau luka bakar grade 2A. Untuk sementara masih dalam perawatan dan masih diobservasi lebih lanjut," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Api Menyambar Wajah Dua Kru Kompor Mayat, Tragedi Kompor Meledak Saat Prosesi Ngaben di Mendoyo