TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA - Kepala Kepolisian Resor Lembata AKBP Dr Josephien Vivick Tjangkung, S.Sos, MI.Kom dan tokoh muda Nusa Tenggara Timur asal Lembata Marianus Wilhelmus Lawe Wahang, SE, M.Mar.Eng, Minggu (31/12/2023) berbaur dengan anak-anak penghuni Panti Asuhan Eugene Schmitz dan Panti Asuhan Santo Wilhelmus di Lewoleba, kota Kabupaten Lembata, NTT.
“Saya merasa senang dapat berada di tengah-tengah anak-anak panti asuhan baik Panti Asuhan Eugene Schmitz dan Panti Asuhan Santo Wilhelmus di Lewoleba, jantung kota kabupaten,” kata Vivick Tjangkung di sela-sela berbagi kasih dengan anak-anak dan pengurus Panti Asuhan Eugene Schmitz, panti warisan Pastor Eugene Schmitz SVD, misionaris asal Amerika Serikat yang puluhan tahun bermisi di Indonesia, khususnya Keuskupan Larantuka.
Vivick, Kapolres berdarah Manggarai-Lembata, beribu asal desa nelayan Lamalera, Kecamatan Wulandoni, menambahkan, ia merasa bersyukur dan bahagia berkesempatan bersinergi dengan Marianus Wahang, salah seorang tokoh muda NTT asal Lembata, yang bekerja di luar negeri, jauh dari lewotana, leuawuq, kampung halaman Lembata.
“Sejak awal mendapat tugas dari Bapak Kapolri sebagai Kapolres, saya juga sudah meniatkan diri bersama jajaran baik di Polres maupun Polsek di seluruh wilayah hukum Polres Lembata membangun kerjasama sinergis mendukung pemerintah daerah dan masyarakat melalukan yang terbaik. Saya ingin Polri menjadi bagian yang humanis dalam pelayanan,” kata Vivick.
Mantan Kepala Bagian Pembinaan dan Operasional Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya ini menambahkan, berbaur di tengah anak-anak di dua panti asuhan merupakan momentum berharga apalagi berada di penghujung tahun 2023.
Apalagi, ujar Kapolres yang pernah pernah menjadi penyanyi, pemain film, dan master of ceremony (MC), dilakukan dalam semangat kolaboratif yang melibatkan elemen masyarakat asli Lembata, baik yang tinggal di daerah maupun yang jauh dari tanah tumpah darahnya.
Vivick menyambut gembira kegiatan sosial dengan berbaur di Tengah anak-anak panti dan berbagi bingkisan ala kadarnya. Ia mengaku, masih banyak anak-anak kecil dan remaja belum seberuntung teman-teman sebayanya. Mereka juga perlu keterlibatan semua orang untuk berbagi dalam bentuk yang sederhana namun berarti.
“Saya senang bisa bersama Pak Marianus bersama keluarga besarnya mengunjungi adik-adik di dua panti ini. Saya juga kaget ada panti yang dirintis misionaris asal Amerika dan masih diteruskan hingga saat ini,” kata Vivick, Kapolres yang terlibat menangap Ratu Ekstasi Zarima Mirafsur di Texas, Amerika Serikat tahun 1996.
Sedangkan Marianus mengaku, kerinduan bekerjasama dengan Polres Lembata mengunjungi dua panti asuhan di Lembata tersebut jauh-jauh sudah diniatkan bersama isteri terkasih, Margaretha AP Gromang untuk berbagi kasih saat Natal atau Tahun Baru 2024.
Bahkan, saat masih bekerja di perairan Arab Saudi selalu terbayang agar niat bersama isteri dan puterinya, Grace William Ina Nuka Wahang berada di tengah anak-anak panti asuhan di Lewoleba terwujud. Marianus, tokoh muda jebolan Fakultas Ekonomi Jurusan Transportasi Laut, Universitas Trisakti Jakarta dan Master Marine Engineer lulusan BP3IP Jakarta, mengaku, keluarganya sangat mensyukuri momen ini.
“Saya sangat bersyukur karena niat dan rencana keluarga tidak meleset. Saya bersama isteri, anak, dan kakak serta ipar berada di tengah adik-adik penghuni panti dan pengurus. Saya semakin bersemangat saat saya hubungi Kapolres Lembata Ibu Vivick Tjangkung terkait rencana ini. Syukur Kapolres juga ada waktu luang di sela-sela kesibukan memantau suasana Natal, Tahun Baru, dan persiapan pengamanan Pemilu serentak,” ujar Marianus.
Menurut Marianus, kerinduan berada di tengah-tengah penghuni panti terobati sehingga berkesempatan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak kecil. Kegembiraan digandakan karena bersama isteri dan anaknya, mereka semua saling berbagi kasih. Apalagi, anak-anak berksempatan bertemu langsung Kapolres Lembata Vivick Tjangkung yang berdarah Lembata.
“Kami sekeluarga senang sekali karena bertemu juga dengan Ketua Yayasan Bapak Maksimus Laga Watun selaku pengelola Panti Eugene Schmitz dan juga Sekretaris Yayasan Bapak Silvester Singa Wutun. Saudari saya, Agnes Abong Wahang dan suaminya Yosef Raya Langoday juga senang berada di tengah anak-anak. Ini kado ungkapan syukur kami atas berkat yang kami terima dari Tuhan selama ini,” ujar Marianus.
Marianus mengaku, ia sungguh menyadari pengalaman susah dan menantang saat masih kecil dan tinggal di kampungnya, Lamawolo, Ile Ape hingga melanjutkan kuliah di Jakarta dengan usaha dan kerja keras secara mandiri. Saat itu, kenang Marianus, kedua orangtuanya hanya bersandar dalam doa lalu setia mengakrabi kebunnya demi masa depan mereka.
“Saat berada di perairan Uni Emirat Arab air mata saya jatuh saat kampung saya dan sebagian besar desa diterjang banjir bandang tahun 2021. Saya menangis di atas kapal di Arab Saudi,” kata Marianus, putra pasangan petani kecil Yohanes Barang Waruwahang (Alm) dan Martha Kenuka Brewumaking.