Sesar itu lantas dinamakan Sesar Sumedang.
Di Sumedang sendiri, status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi telah dicabut pada 7 Januari 2024.
Selama sepekan status tersebut diterapkan, merespons kerusakan berbagai fasilitas umum dan rumah warga akibat gempa pertama pada tanggal 31 Desember 2023.
Merespon gempa yang terus terjadi, Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman mengatakan akan segera berkoordinasi dengan BMKG.
"Saya harus konfirmasi ke BMKG, saya harus lihat, nanti dianalisis," kata Herman di Sumedang, Senin (8/1/2024).
Dia mengatakan, meski status tanggap darurat bencana telah dicabut, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan lagi, melihat kondisi dan rekomendasi dari BMKG.
"Tidak menutup kemungkinan bisa kembali ke tanggap darurat, saya akan koordinasi ke BMKG sekarang juga," kata Herman.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Sumedang mencabut status Tanggap Darurat Benaca Gempa Bumi, yang sebelumnya ditetapkan selama 7 hati sejak 1-7 Januari 2024.
"Per hari ini, 8 Januari 2024, kita masuk fase rehabilitasi," kata Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman.
Yang dilakukan pada fase ini adalah penguatan konsolidasi sosial dan data rumah-rumah penduduk yang rusak, serta fasilitas umum yang juga terkena imbas gempa bumi.
Di Sumedang, menurut BMKG, telah terjadi 20 kali gempa bumi di Sumedang, sejak 31 Desember 2023 hingga 8 Januari 2024.
Baca juga: Penjualan Anjing untuk Konsumsi Terungkap, Dibawa dari Sumedang ke Solo, Dijual Rp250 Ribu Per Ekor
Herman mengatakan, sebelumya, pencabutan status tanggap darurat bencana gempa merupakan hasil rekomendasi dari BMKG.
"Warga Sumedang bisa aktivitas seperti sedia kala," katanya.
Herman mengatakan, laporan dari BMKG, gempa di Sumedang yang pusatnya di seputar kota tekah terjadi 14 kali.