TRIBUNNEWS.COM - Kasus peluru nyasar terjadi di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/1/2024).
Seorang nenek yang bernama Naisa Daeng Asse terkena tembakan di paha saat tidur.
Pelaku penembakan masih diselidiki Polrestabes Makassar.
Meski sudah menjalani operasi, kondisi korban belum pulih total.
Naisa diperbolehkan pulang pada Rabu (10/1/2024) usai menjalani operasi di RS Bhayangkara, Makassar.
Korban masih pincang saat berjalan.
Bahkan, saat hendak berpindah tempat harus dipapah oleh suaminya Muh Tahir (64).
"Masih sakit saya rasa, bahkan biasa sakitnya naik diperutku kurasa," kata Naisa ditemui Tribun-Timur.com di rumahnya, Kamis (11/1/2024) sore.
Akibat rasa sakit itu, lanjut Naisa, dirinya tidak dapat tertidur pulas.
Bahkan, kata ibu enam orang anak ini, dirinya kerap muntah.
"Belum ada tidurku ini, tidak bisaka tidur juga. Baru seringka muntah, ini barusanka sudah muntah," ucapnya dengan ekspresi wajah sedikit lesuh.
"Iye, sering muntah, ada-ada makanan masuk namuntahkan keluar," ucap sang suami M Tahir mendampingi istrinya.
Naisa adalah korban peluru nyasar saat tertidur pulas di rumahnya, Minggu kemarin.
Baca juga: Kades Otaki Penembakan Relawan Prabowo-Ganjar di Madura, Sediakan Senjata Api dan Bayaran Rp 50 Juta
Ia terkena peluru misterius itu, saat tidur di samping suaminya di bagian ruang tamu rumah.
Peluru yang menembus atap dan plafon rumahnya itu, mengenai paha kanan Naisa.
Ia pun harus menjalani operasi pengangkatan peluru di RS Bhayangkara.
Setelah peluru diangkat, Naisa menjalani perawatan dua hari terakhir.
Dan Naisa pun diberi obat untuk perawatan di rumahnya.
Sabtu lusa, lanjut Naisa dirinya diminta dokter untuk kembali melakukan kontrol atau check up di RS Bhayangkara.
Baca juga: Motif Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang, Kepala Desa jadi Tersangka Utama
Kronologi Kejadian
Minggu, 7 Januari 2024, sekira pukul 03.00 Wita, Naisa Daeng Asse tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
Naisa yang tidur di samping sang suami M Tahir (64) mengeluhkan sakit pada paha kanannya.
Rasa sakit yang dirasakan warga Lorong 3, Jl AR Dg Ngunjung, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Makassar itu, lain dari biasanya.
Naisa pun membangunkan sang suami, dari tidur pulasnya.
"Dia bilang tidak enak ini saya punya perasaan. Begitu saya angkat dia tidak bisa jalan, kayak ada yang terganjal," kata M Tahir ditemui tribun, Rabu (10/1/2024) sore.
"Saya bilang kenapa tidak bisa berdiri, bagaimana? Saya bangunkan anak-anak ini? Dia (Naisa) bilang janganmi, baik ji perasaanku," ucap Tahir lagi menirukan percakapannya dengan Naisa.
Baca juga: 3 Tersangka Kasus Penembakan Relawan Prabowo Ditangkap, Polda Jatim Masih Buru Tersangka Lain
Selang beberapa saat, darah kemudian keluar dari paha kanan Naisa.
Darah itu bercucur disertai rasa panas oleh Naisa, kata Tahir.
Melihat darah itu, Naisa dan Tahir mulai panik dan bertanya-tanya.
"Panas dia rasa, jadi sampai pukul 06.00 pagi, saya bangunkan saya punya anak, suruh lihat mamanya. Kenapa sampai pahanya berdarah, tidak tahu kenapa, jadi dia turun, saya juga bingung kenapa ini," ujarnya.
M Tahir yang saban hari berkerja sebagai penjual ikan di Pelabuhan Paotere Makassar, dibuat bingung.
Pikirannya baru curiga mengarah ke peluru nyasar setelah mengingat beberapa tayangan berita peluru nyasar di televisi.
"Pada saat duduk di kursi, setelah kejadian saya berpikir ada apa ini. Kebetulan kami biasa nonton berita, timbul pemikiran, jangan-jangan ini yang biasa dilihat di telivisi, peluru nyasar," ungkapnya.
Baca juga: Nenek di Makassar Terkena Peluru Nyasar, Baru Sadar saat Bangun Tidur, Rasakan Sakit di Paha
Takdir pun berdiri dari tempat duduknya dan memeriksa plafon rumah di atas tempat tidurnya.
Ia mendapati ada lubang sebesar jari kelingking di bagian plafon rumah.
Lubang itu, kata dia, tidak pernah ada semenjak rumahnya terbangun dan ditinggali hingga kini.
"Setelah itu saya berdiri dari kursi, saya lihat lobang, ini baru pertama, setelah bikin rumah tidak ada ini," ungkap Tahir sambil menunjukkan lobang yang dimaksud.
Terlebih saat kejadian, kata Tahir, dirinya tidak mendengar adanya keributan atau suara tembakan di sekitar lokasi.
"Tidak ada kejadian apa-apa kita dengar di sekitar sini itu malam," ucap Tahir.
Kecurigaan Tahir bahwa istrinya terkena peluru nyasar terbukti setelah tiba di UGD RS Ibnu Sina.
Baca juga: Detik-detik Nenek di Makassar Terkena Peluru Nyasar saat Tidur, Terasa Sakit di Bagian Kaki
Di rumah sakit, Naisa menjalani foto Rontgen dan mendapati proyektil peluru bersarang di paha kanannya.
"Diketahui bilang ada peluru setelah di rumah sakit. Setelah dirontgen Sudah ada foto jadi kita yakin," sebutnya.
Oleh pihak rumah sakit, proyektil peluru itu dapat dikeluarkan dengan jalan operasi.
Namun rencana tindakan operasi itu, kata Tahir membutuhkan biaya cukup banyak.
Pasalnya perawatan Naisa lanjut dia, tidak ditanggung BPJS.
"Ada informasi dari pihak rumah sakit, untuk masalah dana katanya saya punya anak disuruh siapkan Rp20 juta sampai Rp25 juta untuk operasi. Bagaimana caranya ini, di mana kita mau ambil uang," ucap Tahir dengan nada meradang.
Selang beberapa saat, lanjut Tahir, seorang polisi tiba mengaku mendapat perintah dari Kapolrestabes Makassar (Kombes Pol Mokhamad Ngajib).
Polisi itu, meminta agar perawatan Naisa dipindahkan ke RS Bhayangkara.
Sebelum dipindahkan, M Tahir mengaku harus mengeluarkan uang Rp2,18 juta untuk perawatan di RS Ibnu Sina.
Setiba di RS Bhayangkara, Minggu sore, Naisa pun menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru dalam pahanya.
Baca juga: Tukang Gali Septic Tank di Depok Temukan Granat Aktif dan Ratusan Peluru di Rumah Kontrakan
"Jadi sampai pukul 17.00 Wita, sudah ada perintah dari Kapolrestabes dirujuk ke Bhayangkara, langsung dikerja," terangnya.
Di Bhayangkara malamnya langsung dikerja sekitar pukul 21.10 Wita mulai.
Setelah proyektil peluru berwarna kuningan itu dikeluarkan, Tahir mengaku melihat bentuknya lewat foto kamera ponsel Polisi.
"Proyektilnya, kalau kami sendiri belum lihat. Nanti setelah di kamar perawatan, kira-kira dua malam setelah dirawat Kapolsek datang memperlihatkan proyektil di handphonenya," ucap Tahir.
"Pak ini peluru yang diangkat, begini modelnya. Agak kekuning-kuningan. Bundar," bebernya.
Saat ini, kondisi Naisa sudah dimintai pulang lantaran batas tanggungan BPJS.
"Sekarang dia sudah diminta pulang, karena anak saya di sana BPJSnya cuma tiga hari," tuturnya.
Baca juga: Relawan Prabowo-Gibran yang Ditembak OTK Alami Kelumpuhan, Peluru Mengenai Saraf Tulang Belakang
Meski sebenarnya, Tahir berharap agar sang istri tetap dirawat hingga dipastikan pulih total.
Terpisah penyidik Reskrim Polrestabes Makassar, terus mendalami siapa pemilik senjata yang memuntahkan peluru nyasar itu.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana mengatakan, kasus itu masih dalam penyelidikan bekerja sama dengan Laboratorium Forensik.
Namun, dari segi ulir proyektil yang dimuntahkan senjata kata Devi, senjata tersebut merupakan produksi pabrikan.
Meski demikian, Devi Sujana mengaku, belum bisa menyimpulkan secara pasti jenis senpi pabrikan seperti apa.
Sebab, saat ini Tim Labfor Polri masih memeriksa jenis peluru atau proyektil tersebut.
"Ciri-ciri sementara mungkin kami belum bisa menyampaikan cuman kalau sekilas dari proyektil ini ada bekas ulir, goresan dari laras, kemungkinan besar ini berasal dari senjata pabrikan, bukan rakitan," kata Kompol Devi ditemui di Mapolrestabes Makassar, Selasa kemarin.
Baca juga: Ibu Hamil Kena Peluru Nyasar, 2 Anggota Polres Tanjabbar Masih Diperiksa Propam Polda Jambi
"Maksudnya berasal dari pabrik bukan dari buatan rakitan, kalau rakitan kan mulus biasanya. Pabrikan biasa ada mereknya, tapi kita belum bisa menyimpulkan yah," sambungnya.
Saat ditanya apakah senpi pabrikan yang dimaksud sering digunakan oleh instansi resmi negara, Devi juga menyatakan belum bisa menyimpulkannya.
"Kita belum bisa menyimpulkan yah, yang jelas berasal dari pabrikan tapi untuk lebih jelasnya masih nunggu (Labfor) ini berasal dari senjata apa karena di luar kewenangan kami untuk menentukan jenis senjata apa," jelasnya.
Begitupun, kata Devi, panjang peluru tersebut pihaknya belum bisa mengidentifikasinya.
"Belum (diidentifikasi), nanti masih menunggu hasil Labfor untuk panjang, ukuran dan sebagainya baru kita bisa menyimpulkan senjata dari jenis apa," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Nenek Naisa Korban Peluru Nyasar di Makassar Masih Sakit, Sering Muntah, dan Tak Bisa Tidur Nyenyak