Utamanya, kata Yayat, dengan dibantu oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan KA Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Khususnya Direktorat Keselamatan, untuk mengevaluasi kembali semua jalur-jalur kereta api yang khususnya pada daerah yang paling rawan," tambah Yayat.
Perlu ada pemetaan khusus, terutama bagi kereta api dengan frekuensi perjalanan tinggi. KAI juga harus melakukan evaluasi di persinyalan, persoalan sumber daya manusia, hingga persoalan perawatan.
"Harus dilakukan evaluasi pemeriksaan total pada koridor-koridor yang kita anggap punya tingkat kerawanan tinggi," kata Yayat.
Persoalan kereta anjlok, kata Yayat, kemungkinan dipengaruhi oleh tanah longsor.
Ditengarai tanah mengalami penurunan karena tergerus air di saat musim hujan.
Sehingga, intensitas pemeriksaan keselamatan perlu ditingkatkan.
"Jadi dengan adanya dua kali kejadian ini, maka semua jalur kereta api, khususnya pada koridor dengan
frekuensi padat dan tinggi harus betul-betul clear and clean dalam konteks pemeriksaan terkait apakah ada kerusakan, perubahan, keretakan, dan sebagainya," tutur Yayat.
Kemudian, Yayat mengingatkan, jangan sampai terjadi ketidakpercayaan masyarakat terhadap kereta api karena peristiwa dua kecelakaan terjadi pada bulan yang sama.
Perlu ada peningkatan pengawasan di masing-masing daerah operasi dan divisi regional Kereta Api Indonesia.
"Ini PR buat semua Daop menyangkut lingkup wilayah tanggung jawabnya. Jadi harus ada semacam open statement dari setiap Daop, jalur kami aman," terang Yayat.(Tribun Network/ism/nis/wly)