Masih dari laman TribunJatim.com, warga sekitar hampir setiap hari mendengar suara tangisan dari rumah Aca.
Dikatakan Sulis, seorang warga sekitar, Aca kerap marah saat anaknya pergi keluar rumah.
"Namanya anak kecil kan senang main, tapi sama ibunya dilarang."
"Kalau marahi anaknya itu nemen (kebangetan) ya dijewer, ya ditepuk," kata Sulis.
Warga yang kasihan dengan korban akhirnya melaporkan Aca ke Dinas Sosial.
Korban pun sempat diungsikan ke Dinas Sosial.
Namun, enam bulan kemudian, Aca mendatangi Dinas Sosial dan memohon bisa membawa anaknya pulang.
Saat itu, Aca berjanji tidak akan menyiksa anaknya lagi. Akan tetapi, janji itu tak ditepati.
Aca kembali menyiksa anaknya, bahkan lebih parah dari sebelumnya.
"Saat dibawa pulang itulah, pelaku kembali melakukan kekerasan kepada korban."
"Kekerasan yang dilakukan pelaku seperti menyiram korban dengan air panas hingga kulitnya melepuh."
"Memukul korban, kemudian menghancurkan gigi korban menggunakan tang, pelaku juga mengikat korban," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono.
Korban Berusaha Tutupi Lukanya
Mendapat perlakuan kejam dari sang ibu, secara sekilas kondisi E tampak biasa saja.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APPKB) Surabaya, Ida Widayati mengatakan, hal itu diduga karena korban sudah terbiasa dengan perlakuan ibunya.