Keluarga korban, Ketut Sarya Widana (58) mengaku tak punya firasat Ni Wayan Suriati akan meninggal.
"Kami di keluarga biasa-biasa saja. Artinya tidak ada pertanda apapun sebelum kejadian tersebut (sebelum korban tersambar petir)," bebernya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Simalungun yang Tewaskan 5 Guru, Sopir Truk Jadi Tersangka dan Positif Narkoba
Sebelum meninggal, wanita tersebut meminta difoto dengan posisi melambaikan tangan.
"Sempat minta foto dengan tangan melambai. Biasanya, mungkin sebelumnya beliau tidak pernah sampai seperti itu (meminta foto)," imbuhnya.
Selama ini, Ni Wayan Suriati sering berganti-ganti pekerjaan dan dianggap sebagai wanita tangguh.
"Multi talenta sekali. Apa saja dikerjakan, mulai dari jadi petani, membuat upakara Banten hingga memasak. Kadang beliau dipanggil sebagai juru memasak saat hajatan-hajatan di tetangga," tandasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Ni Wayan Suriati Tewas Tersambar Petir, 12 Petani Jadi Korban Saat Berteduh di Sawah di Jembrana
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunBali.com/I Made Prasetia Aryawan)