TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wali Kota Medan Bobby Nasution menjelaskan terkait penggantian dua nama jalan di Kota Medan, Sumatra Utara, Senin (29/1/2024).
Dua nama jalan yang diganti yaitu Jalan Rajawali Kecamatan Medan Sunggal menjadi Jalan Arsyad Thalib Lubis dan Jalan Perjuangan Kecamatan Medan Perjuangan menjadi Jalan Abdul Halim Harahap.
Menurut Bobby Nasution, perubahan nama tersebut sudah lama direncanakan oleh pihaknya.
Baca juga: Etika Gibran Dikritik Saat Debat Cawapres, Bobby Nasution: Giliran Kita Nanya Dibilang Tidak Sopan
"Dua nama jalan yang diubah itu merupakan seorang tokoh agama dan pendiri Al-Washliyah. Dan perubahan nama ini sudah kita bicarakan pada puasa ramadan tahun lalu," jelasnya.
Arsyad Thalib Lubis yang lahir di Kota Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada Oktober 1908 merupakan seorang pendiri organisasi Islam Al Jam’iyatul Washliyah pada 30 November 1930.
Sedangkan Abdul Halim Harahap adalah tokoh yang menjabat Ketua PW Al Jam'iyatul Washliyah Sumut 1997-2005, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Sumut 2004-2009
Bobby menerangkan tokoh agama yang dijadikan nama jalan ini diharapkan dapat menjadi contoh teladan masyarakat Medan.
"Jadi bukan hanya sekadar nama jalan. Tapi diharapkan masyarakat bisa mengambil pelajaran dalam tokoh agama tersebut," jelasnya.
Selain itu, diubahnya nama jalan ini juga sebagai bentuk hadiah hari milad Al Washliyah di tahun lalu.
"Ini juga janji kami tim Pemko Medan pada hari milad Al-Washliyah di tahun lalu," jelasnya.
Diketahui beberapa waktu lalu, Bobby juga menjelaskan, pemilihan nama tokoh pendiri Al-Washliyah bukan secara sembarangan.
"Pemilihan nama ini bukan sembarangan, beliau merupakan seorang pahlawan kemerdekaan. kehadiran beliau juga, memberikan efek yang sangat luar biasa terhadap peradaban muslim di Indonesia khususnya di Sumut,"terang Bobby beberapa waktu lalu.
Baca juga: TPN Ganjar Bakal Laporkan Baliho Bobby Berpakaian Dinas Foto Bersama Prabowo
Di samping itu Bobby menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pengurus dan keluarga besar Al-Jam'iyatul Washliyah
yang telah mendukung penuh program pembangunan yang dilakukan Pemko Medan.
Bobby juga berharap, agar dirinya diterima sebagai warga Al Washliyah.
"Saya dengar ini berkembangnya Al-Washliyah karena banyak peran dari ayahanda-ayahanda dan tokoh tokoh kita dari Mandailing. Kebetulan saya orang mandailing semoga saya bisa juga diterima sebagai warga Al-Washliyah," terangnya beberapa waktu lalu.
Sosok Arsyad Thalib Lubis
Muhammad Arsyad Thalib Lubis atau Tuan Syech Arsjad Thalib Lubis lahir pada 8 Oktober 1908 di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
Ia merupakan anak pasangan H. Lebai Thalib Lubis bin Haji Ibrahim Lubis dan Markoyom binti Abdullah.
Arsyad merupakan anak kelima dari delapan bersaudara.
Selain dikenal sebagai pendiri Al Washliyah, Arsyad juga dikenal sebagai penulis dan politikus di Indonesia.
Baca juga: 6 Fakta Rasuna Said: Pahlawan Perempuan Berdarah Minang, Berjuluk Singa Betina, Jadi Nama Jalan
Pada 30 November 1930. Arsyad mendirikan Al Jamiyatul Washliyah di Kota Medan.
Organisasi merupakan pengembangan dari Debating Club para siswa di Maktab Islamiyah Tapanuli.
Pimpinan Debating Club itu adalah H Aburrahman Syihab.
Abdurrahman memperhatikan kecerdasan Tuan Syekh H Arsyad dan akhirnya mereka berdua bersama H Udin Syamsudin melahirkan organisasi Al Washliyah.
Disamping mereka bertiga, ada seorang tokoh lagi dalam Al Washliyah yang sangat penting yaitu H Ismail Banda yang wafat di Iran.
Jabatan Syekh H Muhammad Arsyad diinternal Al Washliyah :
1. Pendiri (Muassis) Organisasi Al Jamiyatul Washliyah.
2. Sekretaris Jenderal pertama Pengurus Besar Al Washliyah.
3. Utusan Al Washliyah ke Provinsi Sumatera Barat.
4. Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah.
5. Anggota Dewan Fatwa Al Washliyah di Medan.
6. Anggota Penguji Calon Guru Al Washliyah.
7. Pimpinan Biro Dakwah (Zending Islam) bersama Guru Kitab Sibarani.
8. Guru Madrasah Tsanawiyah dan Al Qismul Al’Aly Al Washliyah.
9. Pendiri Universitas Al Washliyah.
10. Guru Besar Universitas Islam Sumatera Utara.
11. Guru Besar Universitas Al Washliyah
Pendidikan
Muhammad Arsyad Thalib Lubis sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat Stabat.
Namun, untuk ilmu agama, ia mendapat pendidikan di Madrasah Islam di Stabat (1917-1920), Madrasah Islam di Binjai (1921-1922), Madrasah Ulumil Arabiyah di Tanjungbalai, Asahan (1923-1924), dan Madrasah Hasaniyah Medan (1925-1930).
Baca juga: Nama Brigadir J Diusulkan Menjadi Nama Jalan di Jambi, Ini yang Menjadi Lokasinya
Kemudian ia mempelajari Ilmu Tafsir Hadis, Usul Fikih, dan Fikih kepada Syeikh Hasan Maksum (1884-1937) seorang ulama terkemuka di Medan.
Selama menuntut ilmu, Arsyad dikenal sebagai siswa yang cerdas.
Ia juga dikenal rajin belajar.
Saat menempuh pendidikan di Madrasah Binjai, ia mendapat pekerjaan dari gurunya, H Mahmud Ismail Lubis, untuk menyalin karangan yang akan dimuat di surat kabar.
Pekerjaan ini sekaligus menjadi latihan baginya dalam hal tulis-menulis yang menjadi salah satu profesinya di masa dewasa.
Pada awalnya, Tuan Syekh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis mendapat pendidikan dari ayahnya yang sebagai ulama Stabat.
Pendidikan Formal di dapat ia di sekolah rendah (Vervolg School) di Stabat. Setelah tamat tahun 1917 Tuan Arsyad melanjutkan pelajaran di Madrasah Islam Stabat bersama abangnya H Baharuddin Thalib Lubis.
Madrasah tersebut dipimpin oleh H. Zainuddin Bilah yang mendapatkan pendidikan di Mekkah (Arab Saudi).
Baca juga: Anies Disentil Ketua DPRD DKI: Kemarin Ganti Nama Jalan, Sekarang RS, Stop Buat Kebijakan Ngawur
Pada Tahun 1923-1924, Tuan Arsyad dan abangnya Baharuddin Thalib Lubis merantau ke Tanjungbalai Asahan untuk melanjutkan pelajaran mereka di Madrasa Ulum Arabiah dan Balaghah.
Syekh Abdul Hamid Muhammad adalah alumni dari Mekkah tahun 1916.
Syekh Abdul Hamid inilah yang membuat reformasi kurikulum Madrasah dan Madrasah mulai belajar dibangku tidak lagi duduk bersilah.
Setelah tamat dari Madrasah Ulumul Al Arabiyah, Tuan Arsyad melanjutkan ke Makhtab yang di pimpinan oleh Syekh Hasan Maksum di Medan.
Dari Hasan Maksum inilah Tuan Arsyad banyak mendapat ilmu tambahan dalam bidang agama dan perbandingan agama.
Sosok Abdul Halim Harahap
Abdul Halim Harahap merupakan tokoh agama dari kalangan Al Washliyah.
Ia dipanggil ustadz oleh murid-muridnya.
Semasa hidupnya, Abdul Halim Harahap bahkan tercatat pernah mengajar di madrasah.
Satu diantara muridnya adalah DR Kanjeng Raden Tumenggung H Hardi Mulyono Kartonegoro Surbakti, SE, MAP.
Dalam buku berjudul "Langkah Cermat Anak Kebon", Kanjeng Raden Tumenggung H Hardi Mulyono Kartonegoro Surbakti menuliskan bahwa Abdul Halim Harahap adalah gurunya, sekaligus tokoh inspirasinya.
Almarhum Abdul Halim Harahap disebut oleh Hardi Mulyono pernah mengajar dirinya di Madrasah Al Washliyah Jalan Cendrawasih, Kota Medan.
Dalam dunia politik, almarhum Abdul Halim Harahap pernah menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2004-2009.
Nahas, pada Senin, 5 September 2005, Abdul Halim Harahap dan istrinya Hafsiah meninggal dunia dalam tragedi jatuhnya pesawat Mandala Airlines di kawasan Padang Bulan tersebut.
Tidak hanya menewaskan Abdul Halim Harahap, tragedi ini juga turut merenggut nyawa Gubernur Sumut HT Rizal Nurdin, mantan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar.
Tinggalkan Tiga Orang Anak
Abdul Halim Harahap dan istrinya Hafsiah memiliki tiga orang anak.
Mereka adalah Ummi Nasyirah Harahap, Rizki Harahap, dan Fadlan Habibie Harapan.
Pascajatuhnya pesawat yang merenggut nyawa Abdul Halim Harahap, DPD RI kala itu berjanji akan membiayai sekolah ketiga anak almarhum hingga selesai.
Penulis: Anisa Rahmadani
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Bobby Nasution Ganti dua Nama Jalan di Kota Medan, Ini Alasannya