TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah oknum polisi di Medan, Sumatra Utara diduga menganiaya ibu yang sedang menyusui anaknya.
Detik-detik penganiayaan terekam kamera warga dan viral di media sosial.
Hingga kini, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba belum memberikan keterangan terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan anggotanya.
Korban merupakan ibu rumah tangga bernama Ella Napitupulu meminta pelaku penganiayaan dihukum.
Amatan tribun-medan, saat itu keributan sudah terjadi antara warga dan sejumlah personel yang memakai pakaian preman.
Para personel itu mencoba merampas becak motor milik seorang wanita. Namun, ketika becaknya mau dibawa wanita itu pun mencoba mempertahankannya.
Sambil menggendong anaknya, ibu yang mengenakan kaos merah itu histeris mempertahankan becaknya agar tidak di bawa.
Sambil menggendong anaknya, ibu yang mengenakan kaos merah itu histeris mempertahankan becaknya agar tidak dibawa.
Saat itu sempat terjadi tarik-tarikan oleh petugas, dan ibu tersebut dianiaya hingga bibirnya berdarah.
Setelah itu, personel kepolisian tersebut pun langsung meninggalkan lokasi.
Menurut pengakuan korban, kejadian itu terjadi di depan rumahnya Jalan Elang, Kecamatan Medan Denai, pada Rabu (21/2/2024) kemarin.
Baca juga: Alasan Santri Pelaku Penganiayaan di Malang Tak Ditahan, Korban Disetrika dan Alami Luka Bakar
Katanya, saat itu ada sejumlah personel dari Satreskrim Polrestabes Medan datang ke lokasi untuk menangkap maling.
"Kejadian pada saat ada penggerebekan pelaku curanmor, pelaku dua orang sudah dapat sudah dimasukkan ke dalam mobil," kata Ella kepada Tribun Medan, Jumat (23/2024).
Ia menjelaskan, setelah ditangkap dua orang pelaku curanmor itu, polisi ini langsung mau membawa becaknya yang sedang terparkir di depan rumah.
Melihat becaknya mau diboyong oleh petugas, sontak ia pun langsung menarik becaknya.
"Pas becak saya terparkir di depan rumah, polisi ingin membawa becak saya, ya saya pertahankan becak saya," sebutnya.
Dia menuturkan, waktu itu polisi menuduh bahwa becaknya dipakai oleh para pelaku untuk melakukan kejahatan.
Baca juga: Soal Penembakan di Klaten, Pelaku Residivis Kasus Penganiayaan, Satu Orang Buron
Padahal katanya, saat itu polisi tidak menunjukkan bukti apapun terkait keterlibatan becaknya.
"Becak saya nggak ada sangkut pautnya sama pelaku," tuturnya.
Wanita yang kesehariannya sebagai pemulung ini menyampaikan, saat mempertahankan becaknya personel polisi ini makin arogan.
Ia pun disikut oleh salah satu anggota satreskrim tersebut, sampai bibirnya berdarah padahal waktu itu dia sedang menyusui anaknya yang masih balita.
Tidak sampai di situ, kakaknya juga sempat ditampar dan ada juga warga yang diludahi oleh anak buah Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba itu.
"Terjadilah sempat aksi tarik menarik dengan polisi. Saya sedang menggendong anak, karena becak cari makan nggak mungkin ku kasih sama polisi," tuturnya.
Baca juga: Viral ART Asal NTT Diduga Jadi Korban Penganiayaan hingga Penyekapan oleh Majikan, Tubuhnya Kurus
"Setelah itu polisi nya pergi, membilangkan kata maaf pun nggak ada," tambahnya dengan nada kesal.
Beberapa hari setelah kejadian, pihak Propam dan anggota Satreskrim Polrestabes Medan yang arogan ini pun mendatangi rumahnya.
Kedatangannya personel kepolisian ini untuk meminta maaf kepada korban.
"Kalau melapor nggak, tapi orang propam nelpon. Tadi pagi mereka datang minta maaf, termasuk dua orang yang arogan itu," bebernya.
Meski telah meminta maaf, Ibu tiga orang anak ini pun berharap agar para pelaku ini ditindak secara tegas agar mendapatkan efek jera.
"Kalau propam bilang, di kantor masih lanjut. Kalau polisi bertindak maunya bertanya dulu, jangan main hakim sendiri. Semoga dikasih hukuman yang setimpal," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul SADIS Oknum Polisi Polrestabes Medan Aniaya Ibu Menyusui, Komandannya Bungkam