Dekat dengan jalan Brajan-Wonoboyo, sementara jarak dengan pemukiman warga sekitar 50 meter.
"Warung tersebut sudah lama, saat pandemi sudah berdiri," ucapnya.
Namun, tahun 2022 warung tersebut telah dilaporkan.
"Sudah kita lakukan penyelidikan, dan tutup tidak ada aktivitas. Baru-baru ini berjalan lagi," paparnya.
Dari laporan masyarakat, sering didapati 2 hingga 3 wanita asal Wonogiri dan Sukoharjo.
Pihaknya saat tiba di lokasi warung curiga, karena posisi tertutup rapat.
"Saya tengok dari cela ada sandal wanita dan ada yang menyahut dari dalam, tapi enggan membuka pintu. Terpaksa kami dobrak," ungkapnya.
Ditemukan 1 PSK, yang tengah bersembunyi di bawah tempat tidur.
Sementara pemilik warung sendiri dalam keadaan sakit.
"Pemilik warung menderita sakit, karena humanisme tidak kita bawa. Yang penting sudah tahu karena kasusnya berulang, sementara hanya PSK yang kita amankan," jelasnya.
Selanjutnya mereka diamankan ke kantor Satpol PP Damkar Klaten, untuk pendataan.
Sementara, pasangan tak resmi diberikan sanksi wajib lapor sebanyak 20 kali ke Damkar Satpol PP Klaten, dan untuk PSK dibawa ke PPSW Wanodyatama Surakarta.
Sulamto berharap agar masyarakat, pemilik usaha, maupun hotel dimanapun tolong menggunakan izin sesuai dengan peruntukannya.
"Masyarakat jangan coba-coba berbuat melanggar ketentuan perda kaitannya kesusilaan. Meski kecil, akibatnya fatal sekali. Bukan hanya menjelang ramadan saja, tapi atas dasar keluhan dan aduan masyarakat yang kita wajib untuk menangani," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Open BO Merebak di Bogor, 18 PSK dan 6 Lelaki Hidung Belang Terciduk di Rumah Kontrakan Sukaraja
dan di TribunSolo.com dengan judul Awal Kecurigaan Satpol PP Bongkar Prostitusi Berkedok Warung Soto di Klaten, Ada Sandal Wanita