TRIBUNNEWS.COM - Identitas Kota Solo tak hanya batik dan wayangnya sebagai warisan budaya serta kerajinan khas daerah.
Bukan hanya soal tengkleng, nasi liwet hingga serabinya yang terkenal sebagai kuliner asli.
Satu yang tak kalah beken adalah kuliner minuman es dawet Bu Dermi yang terletak di Pasar Gede Harjonagoro, Solo.
Sudah ada sejak zaman kompeni alias penjajahan Belanda, atau tepat dimulainya zaman moderat pergerakan nasional tahun 1930, kuliner es dawet Bu Dermi bisa disebut sebagai kuliner legendaris.
Dari zaman tersebut hingga kini tetap bertahan bahkan lebih modern, es dawet Bu Dermi senantiasa menjaga eksistensinya bersaing di dunia kuliner.
Saat ini, kelestarian resep asli khas es dawet Bu Dermi dilanjutkan oleh sang cucu yang merupakan generasi ketiga perintis, yakni oleh Ruth Tulus Subekti.
Tak sedikit langganan Bu Dermi yang menyempatkan datang kembali untuk mengobati kerinduan rasa dawet asli yang bertahan hingga kini.
Satu di antaranya adalah Evi Nuryanti (60), warga Banjarsari, Solo.
"Saya itu fan berat es dawet Bu Dermi sejak saya kecil hingga saya usia lansia begini masih sering beli ke sini," ucapnya saat berjumpa dengan Tribunnews, Minggu (17/3/2024).
Evi mengaku senang es dawet Bu Dermi tetap mempertahankan keasliannya.
Bahkan terkini sudah ada variasi menu baru yang bisa dipilih sesuai permintaan.
Baca juga: Beli Bawang di Pasar Pun Bisa Pakai QRIS, Transformasi TransaksiTradisional ke Digitalisasi
Yaitu dengan tambahan durian jika pembeli merupakan durian mania.
"Semakin top ini ada tambahan durian, semakin seger dan nikmat rasanya," imbuh Evi.
Sementara Ruth Tulus Subekti yang akrab disapa Uti, memang senantiasa bertahan terhadap warisan resep asli Bu Dermi.