Ia juga berinovasi dengan variasi menu baru tambahan tape ketan serta durian jika tersedia.
Hal ini terbukti menambah pembeli yang tak hanya kalangan orang tua, namun anak muda pun suka.
"Jadi aslinya dulu es dawet Bu Dermi berisi cendol, selasih, ketan hitam, dan jenang sumsum. Variasi barunya tambah tape ketan, sama durian kalau pas ada," ungkap Uti.
Adapun es dawet Bu Dermi Pasar Gede Solo buka dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Harga untuk menikmati semangkuk es dawet Rp 12.000 per porsi, kemudian tambah Rp 8.000 jika ingin berbalut toping durian.
Per harinya, es dawet Bu Dermi bisa menjual sebanyak 250 persi di Pasar Gede Solo.
Selain di Pasar Gede, pemburu kuliner juga bisa mencarinya di Sorogenen, dekat Monumen Pers Solo, dan Solo Baru.
Uti juga mengungkapkan es dawet Bu Dermi dulunya langganan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat masih menjabat Wali Kota Solo.
Tetapi, saat ini Presiden Jokowi sudah jarang mampir untuk meneguk es dawet Bu Dermi.
Kadang Presiden Jokowi membeli melalui perantara ajudannya.
Legendaris tapi Bisa QRIS
Meski berlokasi di pasar tradisional, es dawet Bu Dermi sudah mulai terdigitalisasi.
Es dawet Bu Dermi saat ini sudah bisa dibayar menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Uti mengatakan tidak sedikit pelanggan yang melakukan pembayaran dengan QRIS.
"Biasanya pengunjung dari luar kota atau anak muda membayar dengan QRIS itu," jelasnya.